Transformasi Digital Sektor Industri, Huawei: Perlunya Sinergi Lima Domain Teknologi
Cyberthreat.id – Huawei, perusahaan teknologi informasi China, mengenalkan perubahan paradigma transformasi digital di sektor industri.
Di acara tahunan Huawei Connect 2020, Jumat (25 September 2020), Huawei menyinggung lima domain teknologi, yaitu sinergi lintas konektivitas, komputasi, cloud, kecerdasan buatan (AI), dan aplikasi industri.
"Sinergi dari lima domain teknologi akan mengubah semua industri, baik itu transportasi, keuangan, ataupun energi, dan menciptakan nilai baru untuk wilayah Asia Pasifik," kata Jay Chen, Vice President Huawei Asia Pasifik, dalam pernyataan pers, Senin (28 September).
Chen mengatakan, kawasan Asia Pasifik adalah "rumah bagi beberapa pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, 60 persen populasi dunia, dan sekitar 50 persen pengguna internet global.
Tak hanya itu, kawasan Asia Pasifik juga memiliki peluang besar untuk berkembang pesat dengan sinergi teknologi baru ini, kata Chen.
Pada Forum Daring Ekosistem Ascend Asia Pasifik yang digelar pada Jumat lalu, Huawei mengungkapkan bahwa Program Mitra Ascend APAC, yang bertujuan untuk membangun ekosistem AI yang inovatif dan berkelanjutan, telah menjangkau lebih dari 100 mitra ISV dan telah didukung dengan 27 Nota Kesepahaman antara Huawei dengan Lembaga Pendidikan Tinggi dan asosiasi pemerintah di seluruh dunia.
Untuk mengatasi tantangan dalam hal ketenagakerjaan, Huawei telah meluncurkan berbagai inisiatif di seluruh Asia Pasifik, termasuk Huawei ASEAN Academy di Malaysia dan AI Academy di Singapura, untuk menyediakan layanan pembelajaran dan melatih serta meningkatkan kompetensi SDM TIK.
Hingga saat ini, Huawei memiliki lebih dari 103 Akademi TIK di kawasan ini. Chen juga mengungkapkan bahwa Huawei berkomitmen untuk mengembangkan setidaknya 200.000 profesional TIK selama lima tahun ke depan di Asia Pasifik melalui program-program tersebut.
Fase berikutnya, Huawei akan bekerja dengan mitranya untuk menerapkan teknologi TIK baru ke industri.
"Huawei percaya bahwa sinergi di lima domain teknologi ini tidak hanya akan membawa peluang bagi Huawei, tetapi yang lebih penting, mereka akan menghadirkan peluang bagi seluruh sektor," kata Chen.
Di acara Huawei Connect 2020, Dirjen Dikti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof Nizam, mengutarakan, saat ini Indonesia tengah menghadapi Revolusi Industri ke-4 dan berbagai disrupsi di semua sektor yang kemunculannya didorong oleh kreativitas serta teknologi.
Setiap individu diharapkan memiliki peluang untuk dapat mengakses teknologi guna peningkatan kompetensi, kata dia.
Digitalisasi telah membuka peluang untuk pendayagunaan teknologi kecerdasan artifisial untuk membantu menjadikan pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien, serta menciptakan peluang-peluang bagi lahirnya inovasi-inovasi di dunia kesehatan, smart city, birokrasi cerdas, hingga menciptakan lapangan kerja baru di masa depan.
Prof Nizam mengatakan, pemerintah Indonesia telah mempersiapkan “AI talent pool” yang sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kompetensi SDM Indonesia di bidang AI agar mampu bersaing secara global, serta mempersiapkan ekosistem pembelajaran dan inovasi AI yang baik.
"Kami akan menerapkan studi AI di universitas-universitas di Indonesia untuk menekankan pentingnya AI di sektor pendidikan,” ujar dia.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pendidikan tinggi dan industri untuk bekerja sama membangun wadah pembinaan bagi SDM masa depan.
“Ini merupakan fokus kerja sama kami, Dijen Dikti, dengan Huawei. Kami mengapresiasi dukungan penuh komitmen yang diberikan oleh mitra kami, Huawei, dan kami berharap kolaborasi ini dapat mendukung peningkatan kompetensi SDM AI di Indonesia sekaligus mempercepat penerapan teknologi AI di dunia pendidikan tinggi di Indonesia," ujar Prof Nizam.[]