Facebook Hapus 155 Akun Teridentifikasi Propaganda Beijing dan Filipina
Cybertreat.id - Facebook mengumumkan telah menghapus 155 akun palsu yang terkait dengan propaganda Beijing dan Filipina untuk mempengaruhi opini publik di Asia Tenggara.
Dikutip dari Info Security Magazine, secara total, facebook menghapus 155 akun, 11 Halaman, sembilan Grup dan enam akun Instagram karena melanggar kebijakannya.
Facebook menyebut akun-akun itu terdeteksi melakukan apa yang disebut sebagai "coordinated inauthentic behavior (CIB)" atau perilaku tidak autentik terkoordinasi. Istilah ini merujuk kepada tindakan yang tidak biasa tetapi dilakukan secara terkoordinasi.
Akun-akun itu, kata Facebook, mengunakan profil palsu untuk menyesatkan orang tentang siapa mereka dan apa yang mereka lalukan.
Meskipun pihak yang mengoordinasikan kampanye ini telah menggunakan VPN dan teknik lain untuk mencoba menyembunyikan jejaknya, Facebook menemukan sebagian dari mereka berasal dari provinsi Fujian di Cina. Mereka berusaha untuk memperkuat konten mereka sendiri dan menyukai serta mengomentari postingan orang lain, terutama tentang aktivitas angkatan laut di titik panas geopolitik Laut Cina Selatan.
Kepala Kebijakan Keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher, mengungkapkan, jaringan ini sebagian besar aktifitasnya di Asia Tenggara, dengan memposting dalam bahasa China, Filipina, dan Inggris tentang berita global dan peristiwa terkini termasuk kepentingan Beijing di Laut China Selatan dan Hongkong.
Selain itu, mereka juga membuat konten yang mendukung Presiden Rodrigo Duterte dan Sarah Duterte dalam pemilihan Presiden 2022, kritik terhadap Rappler, sebuah organisasi berita independen di Filipina, masalah yang relevan dengan pekerja Filipina di luar negeri, dan pujian serta beberapa kritik terhadap China.
"Di AS, di mana jaringan ini paling tidak terfokus dan hampir tidak mendapatkan pengikut, mereka memposting konten untuk mendukung dan menentang kandidat presiden Pete Buttigieg, Joe Biden, dan Donald Trump," ungkap Gleicher.
Gleicher mengklaim bahwa halaman palsu itu diikuti oleh lebih dari 133 ribu folloer dan lebih dari 66 ribu pengguna bergabung dengan lebih dari
133.000 akun mengikuti Halaman palsu dan lebih dari 66.000 pengguna bergabung dengan setidaknya satu Grup, dan 150 akun mengikuti profil Instagram palsu.
Ini merupakan kedua kalinya China terlibat dalam CIB. Setahun yang lalu jaringan kecil akun palsu terungkap mencoba memengaruhi opini publik tentang aksi demonstrasi di Hong Kong. Pemerintah China juga dituding melakukan kampanye serupa di Twitter.[]
Editor: Yuswardi A. Suud