5 Perilaku Kebersihan Siber yang Bisa Anda Terapkan Sehari-hari

Ilustrasi | Foto: Pexels

Cyberthreat.id – Setidaknya ada lima upaya yang bisa diadopsi setiap personal dalam menjaga kebersihan siber (cyber hygiene) ketika melakukan aktivitas di internet.

Konsep kebersihan siber ini sama halnya dengan konsep menjaga kebersihan di dunia nyata. Analogi sederhananya, seperti orang sikat gigi. Tentu, tiap orang tak mau berbagi sikat gigi, dong. Ini sama halnya dalam menggunakan kata sandi (password), tiap orang tak mau untuk berbagi dengan orang lain.

“Orang yang tidak menjaga kebersihan pasti rentan terkena penyakit, begitupun aktivitas di internet. Jika tidak berhati-hati, maka bisa menjadi terkena serangan siber. Intinya sebenarnya melatih atau membiasakan diri untuk berpikir dan bertindak proaktif terhadap keamanan siber itu sendiri, selayaknya menjadi kebersihan kita gitu,” ujar Direktur Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Ekonomi Digital BSSN, Nunil Pantjawati dalam acara sedaring bertajuk “Huawei Tech Day: Digital Talent Training 2020”, Kamis (24 Agustus 2020).

Keamanan siber, kata dia, bermula dari kebersihan siber. Lalu apa lima upaya yang bisa diadopsi terkait kebersihan siber? Berikut lima hal yang bisa diterapkan seperti yang disarankan Nunil :

  • Menggunakan password kuat

Menurut Nunil, setiap individu harus menggunakan kata sandi minimal 16 karakter dengan menggunakan kombinasi karakter angka, huruf dan simbol. Kemudian, rutin mengganti kata sandi dan mengaktifkan autentikasi dua tahap (2FA).

“Harusnya 2FA ini sudah menjadi standar minimal autentikasi  pengguna sistem elektronik agar menjadi lebih aman,” kata dia.

  • Hanya buka email dan akses situs web aman dan tepercaya

Disarankan untuk hanya membuka email dan mengakses situs web yang aman dan terpercaya. Ia mengatakan, sebuah situs web bisa dijadikan tindak kejahatan, misal, dengan teknik phishing. Penjahat siber bisa meniru sebuah situs web tertentu yang tampaknya sah, padahl berbeda di alamat domain. Bisa ada penambahan satu huruf atau angka di alamat domain. “Ini harus hati-hati,” kata dia.

Selalu mengecek keabsahan domain sebelum login. Kemudian, hindari tautan yang mencurigakan, misal, pop-up
Windows.

  • Lindungi perangkat

Wajib melindungi perangkat, salah satunya, memasang antivirus dan firewall, gunakan password untuk perangkat, serta tidak meninggalkan catatan pribadi di area publik seperti menempel password di layar monitor itu. Kemudian, selalu perbarui perangkat lunak dan hindari perangkat lunak bajakan.

“Ini cukup penting periksa apakah ada virus atau malware yang tersembunyi,” ujar dia.

Periksa pula pengaturan keamanan dan privasi di ponsel, misalnya. Harus diperhatikan ponsel menjadi salah satu perangkat yang terhubung ke internet dan yang paling banyak dimiliki oleh setiap orang.

  • Lindungi data

Rutinlah mencadangkan data dan hati-hati dalam membagikan informasi pribadi.

“Ucapan ulang tahun di media sosial itu sebenarnya membuka informasi pribadi, sebenarnya saya pribadi tidak terlalu antusias kalau ada teman yang berulang tahun, secara tidak langsung kita sudah membuka informasi pribadi seseorang,” kata dia.

Masyarakat juga kata dia harus memastikan bahwa dirinya hanya terkoneksi dengan jaringan (wifi,LAN) yang aman.

“Jangan senang wifi publik yang gratis karena sebenarnya itu tidak gratis karena bisa saja perangkat itu dipasang untuk mengambil data kita kirim melalui sniffing atau cara lain. Jadi no free lunch,” kata dia.

  • Selalu ikuti perkembangan dan laporkan hal-hal yang mencurigakan

Selalu periksa imbauan tentang keamanan siber yang selalu diunggah oleh BSSN  atau bisa melalui laman ini https://bssn.go.id/security-advisory/.

Kemudian, laporkan insiden atau hal yang mencurigakan ke pengelola jaringan TI di tempat kerja. Jika butuh bantuan BSSN, bisa mengontak di email: bantuan70@bssn.go.id.

“Kalau kena insiden di dalam organisasi bisa melaporkan ke pihak yang bertanggungjawab dan BSSN siap membantu teman-teman sekalian baik itu pemerintah daerah, sektor, perguruan tinggi,” ujar Nunil.

“Kami dorong teman-teman pengelola IT di perguruan tinggi peduli terhadap standar keamanan yang berlaku. Perguruan tinggi juga mengelola data mahasiswa, di situ ada pembayaran juga, mungkin ada data sensitif yang memang harus dilindungi.”

“Oleh sebab itu, perguruan tinggi sebagai entitas juga punya kewajiban terhadap pengamannya tidak hanya sektor pemerintahan, sektor bisnis, e-commerce dan sebagainya. Perguruan tinggi juga punya kewajiban yang sama,” ujar dia.

Nunil mengatakan bahwa tanggung jawab pengamanan merupakan tanggung jawab masing-masing individu.

“Bagaimana pun canggihnya peralatan yang dipakai, tanpa kecerdasan dari individu mengenai pengamanan, maksud dan tujuan dari pengamanan tersebut akan sia-sia. Jadi, mulailah dari diri sendiri,” ujar Nunil. []

Redaktur: Andi Nugroho