Microsoft Bantah Bikin Teknologi Pengenalan Wajah
Jakarta, Cyberthreat.id – Microsoft membantah perusahaannya menjalin kemitraan terkait dengan proyek kontroversial alat pengenal wajah yang dibuat Pemerintah China.
Alat pengenal wajah itu, menurut tudingan aktivis hak asasi manusia, dipakai untuk mengidentifikasi Muslim minoritas di China.
SenseNets Technology Ltd dituding yang membuat alat pengenal wajah dan analisis kerumunan. Alat ini didesain untuk mendeteksi perilaku seseorang yang tidak biasa dalam sebuah kelompok besar.
Rahasia SenseNets itu bocor ke publik pada Februari lalu lewat pakar internet dari GDI Foundation asal Belanda Victor Gevers, demikian laporan CNBC.
Gevers menyatakan, SenseNets telah melacak data pribadi dari 2,5 juta orang. Sebagian besar dari pendataan itu dilakukan di Provinsi Xinjiang, sebuah wilayah di barat China, tempat populasi besar kaum Muslim Uighur.
Gevers juga mengunggah sebuah foto tangkapan layar (capture) berupa kode dari perangkat lunak SenseNets ke akun Twitter-nya (@0xDUDE). Sederet kode itu terkait dengan alat pengenal wajah milik Microsoft.
Pada 18 Februari 2019, Reuters melaporkan, data-data yang dikumpulkan itu berupa nama, nomor kartu identitas, tanggal lahir, dan data lokasi.
Data yang bocor juga menunjukkan sekitar 6,7 juta titik data lokasi yang terhubung dengan orang-orang yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam, ditandai dengan deskripsi seperti “masjid”, “hotel”, “kafe internet” dan tempat-tempat lain di mana kamera pengintai mungkin ditemukan.
“Itu sepenuhnya terbuka dan siapa pun tanpa otentikasi memiliki hak administratif penuh. Anda bisa masuk dalam database dan membuat, membaca, memperbarui, dan menghapus apa pun,” kata Gevers.
Menurut situs webnya, SenseNets bekerja dengan polisi Cina di beberapa kota. Perusahaan induknya yang terdaftar di Shenzhen NetPosa Technologies Ltd memiliki kantor di sebagian besar provinsi dan wilayah Cina, termasuk Xinjiang
Terkait isu kebocoran itu, SenseNets belum mau menanggapi. Namun, sebuah laporan menunjukkan bahwa alat pengenal wajah adalah bagian dari program pengawasan skala luas sebuah wilayah, termasuk pengumpulan sampel DNA.
SenseNets di situs webnya mencantumkan bahwa Microsoft juga bagian dari mitranya.
Namun, hal itu langsung dibantah cepat. “Microsoft tidak terlibat dalam kemitraan dengan SenseNets. SenseNets menggunakan logo kami di situs webnya tanpa izinkami, dan kami telah memintanya untuk dihapus,” ujar juru bicara Microsoft kepada CNBC, Jumat (15/3/2019).
Seperti diketahui, Microsoft memang memproduksi alat pengenal wajah. Pihak ketiga dapat membeli perangkat lunak Microsoft untuk digunakan untuk perangkat sendiri.
Namun, Microsoft menegaskan hanya mengembangkan kecerdasan buatan yang bertanggung jawab. Teknologi pengenalan wajah, kata CEO Microsoft Satya Nadella, tidak akan digunakan untuk hal yang membahayakan kebebasan demokratis orang.