Mundur dari Platform Digital Kartu Prakerja, Ini Alasan Ruangguru
Cyberthreat.id - Platform belajar online Ruangguru kini tak lagi menjadi salah satu mitra pemerintah sebagai platform digital dalam Program Kartu Prakerja. Tanpa Ruangguru, kini tersisa 7 platform digital yang menjadi mitra.
"Sekarang dalam ekosistem Program Kartu Prakerja, terdapat 7 platform digital, 4 mitra pembayaran, dan 165 lembaga pelatihan yang menyediakan lebih dari 2.000 jenis pelatihan," kata Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono dalam keterangan resmi, Jumat (4 September 2020).
Tujuh platform yang dimaksud adalah Sistem Informasi Ketenagakerjaan milik Kementerian Ketenagakerjaan (Sisnaker), Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, PijarMahir, Tokopedia dan MauBelajarApa.
Susiwijono tak menjelaskan lebih rinci alasan dibalik mundurnya Ruangguru.
Sementara Head of Communications Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Louisa Tuhatu, mengatakan meski mundur dari platform digital, Ruangguru masih terdaftar sebagai salah satu lembaga pelatihan. Seperti Susiwijono, Louisa juga tak menjelaskan mengapa Ruangguru tak lagi menjadi mitra.
Terpisah, Head of Corporate Communications Ruangguru, Anggini Setiawan membenarkan pihaknya mundur dari platform digital program Kartu Prakerja.
Menurut Anggini, keputusan itu diambil setelah melalui proses evaluasi menyeluruh.
Semenjak dibukanya gelombang 4 Program Kartu Prakerja, lanjut Anggini, Skill Academy dari Ruangguru telah beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan dalam Kartu Prakerja.
"Kami berharap, pilihan kami untuk beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan akan lebih meningkatkan kualitas layanan kami bagi seluruh pengguna, termasuk bagi peserta Program Kartu Prakerja," kata Anggini seperti dilansir dari Kompas.com.
Anggini menambahkan, lembaganya akan fokus mengalokasikan sumber daya yang dimiliki untuk menjaga dan meningkatkan standar kualitas pendidikan dan pelatihan yang ditawarkan, serta melahirkan inovasi-inovasi baru yang berorientasi pada konsumen.
Di blog resmi perusahaan, Ruangguru menjelaskan tidak lagi menjadi platform digital untuk Prakerja sejak gelombang ke-4.
Dengan hanya menjadi lembaga pelatihan, artinya Ruangguru hanya memasok materi pelatihan untuk dijual di platform digital lain yang masih menjadi mitra Prakerja.
Lantas, apa bedanya menjadi platform digital mitra Prakerja dengan memilih sebagai lembaga pelatihan?
"Ketika menjadi Mitra Resmi Platform Digital, Skill Academy (by Ruangguru) bekerja sama secara langsung dengan pemerintah berdasarkan perjanjian kerja sama untuk menyelenggarakan program Kartu Prakerja, yaitu diantaranya untuk menjalankan fungsi penyediaan marketplace bagi peserta Prakerja, kerja sama dengan berbagai lembaga pelatihan, penerimaan pembayaran atas biaya pelatihan peserta Prakerja untuk kemudian disalurkan kepada lembaga pelatihan, serta sebagai saluran komunikasi dan interaksi antara lembaga pelatihan dengan pemerintah.
Dengan hanya menjadi lembaga pelatihan, Skill Academy akan melakukan interaksi dan kemitraan secara B2B (business to business) dengan platform digital lainnya yang sudah ditetapkan oleh pemerintah." tulis Ruangguru.
Masuknya Ruangguru sebagai salah satu platform digital Kartu Prakerja sempat menjadi sorotan. Sebab, pendiri Ruangguru yakni Belva Devara saat itu juga menjabat sebagai Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo. Belakangan setelah ramai diperbincangkan, Belva menyatakan mundur dari staf khusus presiden.
Awal Mei lalu, Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja mengumumkan dari Rp120 miliar lebih video pelatihan yang terjual saat itu, materi yang paling banyak laku adalah di platform Skill Academy Ruangguru, yaitu Rp82,99 miliar atau 68,9 persen.
Lalu disusul Sisnaker sebesar Rp 13,14 miliar (10,9 persen), Pintaria Rp 6,89 miliar (5,7 persen), Tokopedia Rp 6,40 miliar (5,3 persen), Bukalapak Rp 4,79 miliar (4 persen), Sekolahmu Rp3,67 miliar (3 persen), Mau Belajar Apa Rp 1,69 miliar (1,4 persen) dan Pijar Mahir sebesar Rp 0,9 miliar (0,7 persen).
Seperti diketahui, pemerintah menggelontorkan anggaran Rp5,6 triliun bagi peserta Kartu Prakerja. Masing-masing peserta (total kuota peserta 5,6 juta orang) mendapat jatah Rp1 juta untuk membeli materi pelatihan di platform digital. Uang itu hanya bisa dipakai untuk membeli video tutorial, tidak bisa untuk hal lain.
Di luar itu, peserta Prakerja mendapat jatah uang tunai sebesar R2,4 juta yang diberikan selama empat bulan dengan jumlah Rp600 ribu per bulannya.[]