Diskusi Online ABDI-Huawei: Keamanan Siber, Pondasi Utama Ekonomi Internet
Cyberthreat.id - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) LetJen. TNI (Purn) Hinsa Siburian menyebut ranah siber harus dikelola sebaik mungkin karena mampu memberikan keuntungan ekonomi bagi negara. Tetapi, di sisi lain, keamanan siber mutlak diperlukan sehingga dampak negatif dan ancaman yang pasti akan muncul dan terus berkembang bisa diantisipasi.
"Tantangan besar bagi negara ini dalam menghadapi dunia digitalisasi, permasalahan yang terjadi di ranah siber menyangkut masalah keamanan dan kesejahteraan negara," kata Hinsa Siburian saat menjadi narasumber diskusi online ABDI-Huawei bertajuk Tata Kelola Data dan Cloud untuk Mendorong Digitalisasi Nasional, Kamis (27 Agustus 2020).
BSSN, kata Hinsa, memiliki visi dan misi untuk menjaga keamanan siber secara efektif dan efisien. Salah satu konsekuensi dan tanggung jawabnya adalah kesadaran ekosistem terhadap keamanan siber dan kedaulatan data sangat penting terus ditingkatkan. Itu sebabnya BSSN selalu mendorong dan mengapresiasi pihak-pihak yang melakukan literasi terkait ruang siber, khususnya keamanan.
"(Literasi) melalui diskusi edukatif ini maupun program-program lain yang telah dan akan diselenggarakan berdasarkan MoU. Kami sangat mengapresiasi," ujar Hinsa.
Diskusi juga menyoroti keamanan cloud dengan fokus utama pada soal keamanan dan kerahasiaan data di lingkungan cloud. Perusahaan/organisasi perlu terus berinvestasi di bidang keahlian dan peranti tata kelola di bidang keamanan siber guna membangun basis pengetahuan yang dibutuhkan agar terus dapat mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi di bidang cloud.
Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN, Anton Setiyawan, memaparkan tentang tujuan negara untuk mewujudkan kedaulatan dan kemakmuran ruang siber.
"Diperlukan kolaborasi, inovasi, dan kemandirian yang merupakan prinsip membangun teknologi, infrastruktur, regulasi, dan SDM," tegas Anton yang juga juru bicara BSSN.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan dunia internasional untuk memanfaatkan teknologi yang dikembangkan oleh pemain global seperti Huawei dan perusahaan teknologi lainnya. Meski demikian, Anton tetap mensyaratkan kerja sama harus mendorong pertumbuhan industri dalam negeri
"Sehingga keamanan siber-nya dapat dengan mudah diaplikasikan," tegas dia.
Quarter Helix
Asdep Deputi VII Kemenko Polhukam, Marsma TNI Sigit Priyono mengatakan, dalam perspektif politik dan keamanan, pengelolaan data yang tepat akan mampu mengantisipasi ancaman-ancaman kontemporer, termasuk ancaman kejahatan siber, hingga penjajahan digital.
Menurut dia, kebijakan-kebijakan transformasi digital yang mendukung ketahanan nasional, kedaulatan data, perlindungan data, dan ekonomi nasional sangat penting keberadaannya.
"Diperlukan pula sinergi quarter helix antara pemerintah, dunia akademik, masyarakat/komunitas, serta pihak swasta atau pelaku industri. Diskusi hari ini yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, pelaku industri seperti Huawei, ABDI, dan masyarakat luas selaras dengan gagasan ini," kata Sigit.
Huawei menyebut Indonesia sebagai salah satu mitra sehingga perusahaan berkomitmen untuk mendukung kedaulatan data di semua negara. CEO Huawei Jacky Chen mengatakan, secara global, Huawei telah menggelontorkan investasi di ranah komputasi Cloud selama 12 tahun terakhir.
Tiga tahun terakhir, kata Chen, Huawei terus menguatkan komitmennya untuk meningkatkan besaran investasi di bidang Cloud, menghadirkan layanan hingga ke 45 zona di 23 kawasan di dunia.
"Huawei akan terus berinvestasi pada inovasi teknologi utama terbarukan di Cloud, 5G, dan AI, sesuai dengan peraturan setempat untuk memastikan keamanan dan keandalan informasi dan data," ujarnya.
Staf Ahli Bidang Hukum, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Henri Subiakto, menyampaikan ungkapan Presiden Jokowi yang menyebut pandemi Covid19 sebagai batu loncatan bagi Indonesia untuk melakukan upaya percepatan transformasi digital.
Pemerintah, kata dia, melakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital serta penyediaan layanan internet sekaligus menyiapkan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, baik di sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, maupun penyiaran.
"Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada Huawei yang telah berkontribusi melalui program peningkatan literasi dan kesadaran digital dan pengembangan SDM TIK melalui pelatihan-pelatihan. Ini bagus sekali," ujarnya. []