Penelitian: Setengah dari Perangkat Anti-Malware Gagal Melindungi Pengguna

Ilustrasi

Cyberthreat.id - Penelitian terbaru dari perusahaan keamanan SE Labs di Inggris menunjukkan hampir setengah dari perangkat anti-malware atau anti-virus gagal dalam melindungi pengguna dari ancaman berbahaya. Temuan SE Labs dituangkan dalam laporan bertajuk Home Anti-Malware Protection April-Juni 2020.

Dalam laporan itu, SE Labs menguji 14 produk anti-malware populer di dunia yakni:

- Avast Free Antivirus 
- Avira Free Security Suite 
- F-Secure Safe  
- Kaspersky Internet Security 
- Microsoft Defender Antivirus Consumer 
- Trend Micro Internet Security 
- ZoneAlarm Free Antivirus 
- Symantec Norton Security
- AVG Antivirus Free Edition 
- McAfee Internet Security
- Sophos Home Premium 
- Comodo Internet Security  
- Webroot Antivirus 
- G-Data Internet Security

Untuk menguji ke-14 produk itu, SE Labs menghadapkan produk-produk anti-malware itu dengan suatu ancaman “buatan” oleh SE Labs yang berlaku publik dan memiliki target.

"Setiap produk dihadapkan pada ancaman yang sama, yang merupakan campuran dari serangan tertarget menggunakan teknik mapan dan email publik serta ancaman berbasis web yang ditemukan langsung di internet pada saat pengujian,” tulis SE Labs dalam laporannya dilansir IT Pro Portal, Kamis (20 Agustus 2020).

Dari ke-14 produk anti-malware yang dihadapkan dengan berbagai ancaman “buatan” tersebut, hanya Microsoft dan Kaspersky Lab memperoleh skor 100 persen, lebih dari setengahnya gagal dalam mengidentifikasi semua ancaman penting yang dihadapi.

"Produk dari Kaspersky Lab dan Microsoft meraih hasil yang sangat bagus karena kombinasi dari kemampuan mereka memblokir URL berbahaya, menangani eksploitasi, dan dengan benar mengklasifikasikan aplikasi dan situs web yang sah," tulis SE Labs.

Selain menguji identifikasi ancaman, SE Labs juga menguji pemblokiran yang dilakukan terhadap ancaman yang ada. Berdasarkan laporannya, Kaspersky dan Microsoft, produk anti-malware Sophos, McAfee, Produk Symantec, dan Trend Micro berhasil memblokir serangan publik dan target.

Sementara itu, Avast, AVG, Comodo, dan F-Secure hanya satu ancaman publik yang tidak berhasil ditangkal, tetapi berhasil menghentikan yang lainnya, termasuk serangan yang ditargetkan. Sementara itu, produk dari G-Data dan Avira ketinggalan tiga hingga empat serangan publik yang mengancam produknya, tetapi berhasil menghentikan serangan yang ditargetkan.

"Webroot Antivirus dan ZoneAlarm Free Antivirus menghentikan semua kecuali lima dari ancaman publik dan semua serangan yang ditargetkan."

Menurut SE Labs, produk terkadang mendeteksi lebih banyak ancaman daripada melindungi. Tetapi, produk juga bisa memberikan perlindungan bahkan ketika tidak mendeteksi. CEO SE Labs, Simon Edwards, mengaku kecewa saat melihat produk dan merek besar masih ada yang tidak bisa 100 persen menangani ancaman. []

Redaktur: Arif Rahman