Singapura Siapkan Rp 2,7 Triliun Lanjutkan Program Inovasi Fintech, AI Tetap Jadi Fokus

Ilustrasi | Foto: Ist

Cyberthret.id - Singapura akan menggelontorkan SG $ 250 juta ($ 182,1 juta) atau sekitar Rp 2,7 triliun untuk mendorong inovasi teknologi di sektor jasa keuangan (fintech) selama tiga tahun ke depan. Inovasi teknologi akan difokuskan kepada pengembangan Artificial Intelligence (AI).

Penggelontoran dana ini merupakan lanjutan dari roadmap lima tahun (2015-2020) Singapura yang telah menyaksikan kemunculan 1.000 perusahaan fintech dan 40 laboratorium inovasi yang memfasilitasi 500 proyek.

Ini termasuk AI chatbot, yang dikembangkan oleh DBS Bank, yang dapat meninjau resume dan melakukan profil psikometri kandidat, serta platform penasihat digital yang dikembangkan oleh BNP Paribas untuk memfasilitasi layanan manajemen kekayaan.

Otoritas Moneter Singapura (MAS) pada Kamis (13 Agustus 2020) mengatakan rencana tiga tahun ke depan bertujuan untuk meningkatkan dukungan bagi "proyek inovasi skala besar" dan meningkatkan keahlian fintech di negara berpenduduk 5,6 juta jiwa tersebut.

Dukungan pendanaan yang diperluas ini memungkinkan perusahaan fintech dan jasa keuangan untuk memulai proyek Proof-of-Concept (POC) yang lebih besar untuk menguji, mengembangkan, dan meluncurkan aplikasi inovatif yang didukung teknologi.

Aplikasi POC yang memenuhi syarat dinilai berdasarkan, antara lain: kekuatan konsep, penggunaan teknologi yang inovatif, dan kemampuan untuk berhasil melaksanakan proyek.

Pendanaan maksimum untuk proyek AI yang memenuhi syarat juga telah didorong hingga SG $ 1,5 juta, dari batas sebelumnya SG $ 1 juta. Selain itu, program "ringan" baru akan diperkenalkan untuk menawarkan pendanaan, yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga keuangan untuk mengadopsi aplikasi AI yang telah terbukti guna meningkatkan operasi.

Untuk mengasah bakat lokal dan membantu memperluas laboratorium inovasi yang ada, MAS akan mendanai karyawan/staf baru Singapura untuk menjalani semacam fasilitas talenta digital. Biaya pelatihan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk melibatkan spesialis dalam melatih bakat lokal dan mengirim karyawan lokal untuk pelatihan di luar negeri.

Tahun 2015 Singapura berkomitmen sebesar SG $ 225 juta (Rp 3,3 triliun) untuk mendorong inovasi fintech. Kini, dana sebesar itu telah menelurkan 40 laboratorium inovasi yang didirikan oleh bank dan perusahaan asuransi global dan telah memfasilitasi hampir 500 proyek.

Fasilitas inovasi ini juga membantu menciptakan 180 "pekerjaan bernilai tinggi", sekitar 60% di antaranya dipegang oleh orang Singapura.

"Singapura sekarang menjadi rumah bagi lebih dari 1.000 perusahaan fintech. Tahun 2015 hanya ada 50 perusahaan fintech dan sekarang sektor tersebut telah mempekerjakan sekitar 10 ribu orang," kata Managing Director MAS Ravi Menon dilansir ZDNet, Sabtu (15 Agustus 2020).

Selain itu, sepanjang tahun 2019 perusahaan fintech menghasilkan rekor investasi SG $ 1 miliar serta menopang SG $ 650 juta dalam pendanaan ekuitas dan M&A pada paruh pertama tahun 2020. Semua itu, kata Menon, terlepas dari dampak pandemi Covid-19. []