Wow, Kejahatan Cryptojacking Meningkat di Sektor Pendidikan

Ilustrasi | Foto: Freepik.com

Jakarta, Cyberthreat.id –  Sektor pendidikan masih sering dipandang sebelah mata terkait dengan serangan siber. Selama ini, fokus penguatan keamanan siber cenderung pada sektor jasa keuangan.

Presiden Direktur Dimension Data, Hendra Lesmana, mengatakan, serangan siber pada sektor jasa keuangan bukanlah hal yang mengejutkan.

"Perusahaan keuangan skala besar sudah sangat sadar, apalagi perusahaan yang juga memiliki aplikasi mobile. Namun, ada juga perusahaan yang belum aware," kata dia. Dimensi Data adalah perusahaan integrator teknologi dan penyedia layanan terkelola.

 Sementara di sektor pendidikan, menurut dia, sebagian perangkat teknologi informasi masih ada yang tidak diperbaharui sehingga memicu pelaku kejahatan siber.

Pada 2018, ia mengemukakan, pelaku penyerangan cryptojacking meningkat di sektor pendidikan. Hal itu tidak terlepas dari masih rendahnya kesadaran pelaku sektor pendidikan.


Berita Terkait:


"Banyak yang tidak sadar kalau sektor pendidikan menjadi target utama. Penggunaan komputer di laboratorium sekolah hanya dipakai saat jam sekolah, itu bisa disusupi malware dan dipakai untuk cryptojacking, tanpa disadari dijadikan untuk menambang  Bitcoin (cryptocurrency)," kata dia.

Sekadar diketahui, cryptojacking adalah penambangan kriptokurensi ilegal. Google bahkan telah menghalangi semua ekstensi yang melibatkan penambangan kriptokurensi di Google Chrome.

Selain kedua sektor itu, Hendra juga menyoroti keamanan pada data penduduk. "Bayangkan kalau data Kependudukan dan Catatan Sipil disusupi malware. Namun, sistem keamanan layanan pemerintah harus terus dikembangkan dalam mengantisipasi serangan siber," kata dia seperti dikutip dari Antaranews.com, Selasa (18 Juni 2019).