Duh, Indonesia Kekurangan Expert di Sektor Digital, Sampai Impor dari Luar Negeri

Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Basuki Yusuf Iskandar dalam webinar bertajuk 'Akselerasi Talenta Digital Indonesia di Era Next Normal', Kamis (23 Juli 2020)

Cyberthreat.id - Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Basuki Yusuf Iskandar mengatakan talenta digital Indonesia kurang dalam level ahli (expert). Kondisi ini sudah cukup parah karena Indonesia sudah sampai pada level impor tenaga ahli dari luar. Bahkan sebuah platform terkenal sampai memindahkan pusatnya ke luar negeri karena Indonesia minim tenaga ahli.

"Satu perusahaan platform terkenal di Indonesia, untuk level atas, terpaksa mengimpor tenaga dari luar dan bahkan sudah memindahkan centernya yang dulunya di Indonesia (Yogyakarta dan Bandung) ke luar negeri. Kenapa? Memang kita kekurangan sekali di level expert," kata Basuki dalam webinar bertajuk 'Akselerasi Talenta Digital Indonesia di Era Next Normal', Kamis, 23 Juli 2020.

Penyebab utama kekurangan tenaga ahli menurut Basuki adalah sistem pendidikan Indonesia tidak mampu menghadirkan SDM level expert. Di tengah kebutuhan tenaga kerja terus meningkat dengan konektivitas semakin tinggi, Indonesia minim expertise karena kurang mampu untuk mendidik dan menghasilkannya.

Sistem pendidikan yang ada harus berubah seiring perubahan dan disrupsi yang dibawa oleh revolusi 4.0. Menurut Basuki, peranan pendidikan dalam pengembangan SDM sangat vital.

Dalam sistem pendidikan dasar, kata dia, Indonesia harus mengembangkan logika secara cukup untuk mendidik level expert itu.

"Pendidikan dasar kita tidak mengembangkan logika secara cukup," ujarnya.

Selain itu, pendidikan dasar mengenai kreativitas atau art (seni) juga penting untuk menghadirkan level expert. Menurut dia, pendidikan dasar untuk logika dan art sangat minim sehingga kondisi ini berbahaya bagi bangsa dan negara.

"Lebih parah adalah kadang-kadang kita enggak bisa berpikir bebas, berpikir saja tidak bebas. Ini yang kacau, berpikir tidak bebas karena norma-norma yang membatasi, sehingga secara mendasar pendidikan harus mampu menyiapkan program-program sejak dini," kata dia.

Secara khusus, Basuki mencatat program pendidikan nasional mesti berorientasi ke logika.

"Makanya tahun lalu kami masuk dengan satu program yang namanya Coding Teacher Academy. Di sini guru-guru kita mendapat training mengenai Phyton supaya dia menularkan kepada anak-anak didiknya. Alhamdulillah tahun ini sudah tergerai," ujarnya.

Guru Besar Ilmu Komputer, Universitas Indonesia Eko Kuswardono Budiardjo mengingatkan pentingnya SDM Indonesia mendapat pendidikan dasar untuk logic dan art. Jika suatu saat nanti SDM Indonesia menguasai logika dan seni, maka SDM di Tanah Air akan jauh lebih unggul.

"Jadi saya melihat ini, saya jumpa industri perangkat lunak di Asia Pasifik, mereka mengatakan SDM Indonesia hanya bisa dikalahkan kalau SDM tersebut memiliki kemampuan 2in1, logic and art. Ketika logic and art itu dimiliki oleh individu dan tim, kita bicara tim dan individu, maka itulah yang menjadi keunggulan indonesia," ujar Eko. []

Redaktur: Arif Rahman