Google Dituding Curi Lirik Lagu dari Situs Web Genius

Rapper Desiigner yang mempopulerkan lagu "Panda". | Foto: Jenna Greene/wwd.com

New York City, Cyberthreat.id – Genius Media Group Inc., perusahaan penyedia lirik lagu, kesal lantaran trafik atau lalu lintas pengunjung ke situs webnya menurun selama beberapa tahun terakhir.

Biang keladi dari semua itu dilimpahkan ke raksasa mesin pencari: Google!

Perusahaan yang berkantor pusat di Brooklyn, New York, Amerika Serkat itu memang selama ini mengandalkan Google untuk menggiring pecinta musik dan pencarian lirik lagu ke situs webnya.

Genius menyadari bahwa dirinya bukan mesin pencari, maka untuk melindungi liriknya ia punya siasat yang tak diketahui Google.

Google kena “perangkap”.

Genius menuding Google justru telah menerbitkan lirik lagu itu pada platformnya sendiri, beberapa di antaranya diambil dari situs webnya.

Google tak terima dengan tudingan tersebut.

Genius mengatakan, seperti dilaporkan Wall Street Journal, yang diakses Senin (17 Juni 2019), telah memberitahu Google sejak 2017 dan sekali lagi pada April lalu.

“Selama dua tahun terakhir, kami telah berulang kali menunjukkan kepada Google, bukti yang tak terbantahkan bahwa mereka menampilkan lirik yang disalin dari Genius,” kata Kepala Strategi Genius, Ben Gross dalam emailnya kepada WSJ.

Tanda Khusus

Gross mengatakan, Genius telah menggunakan tanda khusus atau sistem watermarking dalam liriknya yaitu dengan menanamkan pola dalam format tanda penyingkat (apostrof) atau tanda petik satu.

“Genius mengatakan telah menemukan lebih dari 100 contoh lagu di Google yang berasal dari situs webnya,” tulis WSJ.

Semua berawal pada 2016 ketika Genius mulai membuat perubahan halus pada sejumlah lirik lagu di situs webnya, yaitu mengganti apostrof lirik antara tanda kutip garis lurus dengan melengkung dalam urutan yang persis sama untuk setiap lagu.

Ketika kedua jenis tanda petik tunggal itu dikonversikan ke titik-titik dan garis-garis yang digunakan dalam kode Morse, maka tersusun kata-kata “Tangan Merah”.

Dalam pernyataan tertulis, Google mengatakan, lirik di situsnya yang muncul di kota hasil pencarian disebut “panel informasi” yang dilisensikan dari mitra, bukan dibuat oleh Google.

“Kami memperlakukan kualitas data dan hak pembuat dengan sangat serius dan meminta pertanggungjawaban mitra lisensi kami untuk ketentuan perjanjian kami,” ujar Google.

Setelah WSJ menerbitkan artikelnya, Minggu (16 Juni 2019), Google kembali mengeluarkan pernyataan kedua dan mengatakan sedang menyelidiki masalah tersebut. Google akan mengakhiri perjanjiannya dengan mitra yang tidak “menegakkan praktik baik.”

Soal konten lirik yang ditampilkan di mesin pencari, Google menyatakan sejak 2016 telah menjalin kerja sama dengan LyricFind, perusahaan Kanada yang mendapatkan kesepakatan dengan penerbit musik.

Namun, temuan dan analisis dari Jumpshot Inc, pada Maret lalu, 62 persen pencarian seluler di Google tidak menghasilkan pengguna mengklik ke situs web lain. Justru, ketika pengguna mengetikkan sesuatu di kotak pencarian, Google memberikan langsung jawaban di halaman hasil, terutama di perangkat seluler. Artinya, Google tidak mengarahkan atau hanya mengarahkan sebagian kecil dari kueri (permintaan database yang dimaksud pengguna) ke situs web lain.

Siapa Genius?

Genius adalah perusahaan swata yang dimiliki oleh investor seperti perusahaan Andreessen Horowitz, rapper Nasir bin Olu Dara Jones, dan pendiri Quicken Loans Inc. Dan Gilbert. Perusahaan didirikan pada 2009 dengan nama awal Rap Genius. Awal-awal Genius hanya fokus pada lagu hip-hop, selanjutnya mulai berkembang ke pop dan R&B. Tak hanya lirik, Genius juga menyajikan berita dan puisi.

WSJ menulis, pendapatan iklan Genius mencapai puluhan juta dolar per tahun. Mereka menghasilkan uang dari lirik dan fakta tentang lagu yang dirilis dan lisensi berdasarkan perjanjian dengan penerbit musik.

Selain dari lirik itu, Genius juga mendapatkan pundi-pundi uang melalui iklan dan video yagn disponsori di YouTube. Klien Genius saat ini seperti situs web streaming Spotify Technology SA dan Apple Inc.

Genius pertama kali curiga tentang pencurian lirik oleh Google pada 2016, ketika teknisi perangkat lunak Genius melihat sesuatu yang aneh tentang lagu “Panda” yang dipopulerkan oleh rapper Desiigner.

Sementara banyak situs web lirik telah menerbitkan transkripsi/penulisan yang salah dan sulit dipahami dari lirik Desiigner, Genius memiliki versi aslinya. Ini lantaran si penyanyi memberikan liriknya ke Genius.

“Kami memperhatikan lirik Google cocok dengan lirik kami hingga ke karakter,” tutur Groos.

Untuk membuktikan itu WSJ memilih secara acak tiga dari lebih dari 100 lirik lagu yang disebut Genius diambil oleh Google. Dan, terbukti bahwa pola tanda petiknya (apostrof) sama.

Genius memang benar-benar jenius, ya....