LinkedIn Digugat karena Terciduk Salin Data Clipboard Pengguna Apple
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Jejaring sosial para profesional milik Microsoft, LinkedIn, digugat oleh pengguna iPhone asal New York pada Jumat (11 Juli 2020) karena kepergok membaca dan mengalihkan konten sensitif penggguna dari aplikasi Universal Clipboard Apple.
Universal Clipboard memungkinkan pengguna menyalin teks, gambar, foto, dan video pada satu perangkat Apple dan kemudian menempelkan konten salinan ke perangkat Apple lain.
Dilansir dari Reuters, menurut gugatan class action yang diajukan oleh Adam Bauer di pengadilan federal San Francisco, LinkedIn membaca informasi Clipboard tanpa memberi tahu pengguna.
LinkedIn tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.
Menurut laporan media dari minggu lalu, 53 aplikasi termasuk TikTok dan LinkedIn dilaporkan membaca konten Universal Clipboard pengguna, setelah fitur privasi terbaru Apple mulai memperingatkan pengguna. Setiap kali clipboard diakses, muncul banner yang mengatakan "disisipkan dari pesan."
"Ini" dibaca "ditafsirkan oleh Universal Clipboard Apple sebagai perintah "paste"," dugaan Bauer.
Seorang eksekutif LinkedIn mengatakan di Twitter pekan lalu bahwa perusahaan tersebut merilis versi baru aplikasinya untuk mengakhiri praktik ini.
Pengembang dan penguji sistem operasi Apple iOS 14 menemukan bahwa aplikasi LinkedIn di iPhone dan iPad "diam-diam" membaca clipboard pengguna.
Menurut keluhan tersebut, LinkedIn tidak hanya memata-matai penggunanya, tetapi juga memata-matai komputer dan perangkat lain di sekitarnya, dan telah menghindari batas waktu dari Universal Clipboard Apple.Sebelumnya, LinkedIn berdalih hal itu terjadi karena cacat aplikasi dan berjanji untuk memperbaikinya. (Baca: Linkedln Janji Perbaiki Masalah Akses Data Clipboard di Perangkat iOS)
Didirikan tahun 2002, Micosoft mengakuisisi LinkedIn pada 2016 senilai US$ 26,2 miliar atau setara Rp349 triliun dengan kurs saat itu. Pada 2018, LinkedIn mengumumkan telah dipakai oleh 546 juta orang di lebih dari 200 negara di seluruh dunia.[]
