Nasib 5G Huawei di Inggris Berakhir Tahun Ini?

Huawei | Foto: CNBC LCC

Cyberthreat.id – Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson dalam posisi yang pelik. Ia didesak parlemen untuk mengakhiri keterlibatan Huawei Technologies dalam seluruh proyek 5G di negara tersebut.

Padahal, akhir Januari lalu, Boris Johnson memberi izin Huawei ikut dalam pengembangan proyek 5G meski di luar jaringan inti dan hanya diberi kuota 35 persen. Huawei sendiri telah dilabeli oleh pemerintahan sebagai “vendor berisiko”

Namun, parlemen memberi tenggat agar 2023 Huawei harus hengkang dari proyek tersebut.

Kabar terbaru, menurut laporan The Daily Telegraph, seperti dikutip Reuters, Minggu (5 Juli 2020), pemerintahan Johnson diperkirakan mulai menghapus penggunaan teknologi 5G Huawei lebih cepat pada tahun ini.

Pemerintah dikabarkan sedang menyusun rancangan penghentian memasang peralatan Huawei baru di jaringan 5G hanya dalam waktu enam bulan. Tak hanya itu, pemerintah juga mempercepat penghapusan teknologi yang sudah ada, demikian tulis The Daily Telegraph, Sabtu.

Rencana itu dipicu setelah lembaga intelijen Inggris, GCHQ, meningkatkan kekhawatiran keamanan baru atas teknologi China tersebut.

Sebuah laporan yang disiapkan oleh National Cyber ​​Security Center (bagian dari GCHQ) menyimpulkan bahwa sanksi baru AS terhadap Huawei akan memaksa perusahaan untuk menggunakan teknologi yang tidak dipercaya yang dapat membuat risiko tidak mungkin untuk dikendalikan, kata surat kabar itu.

Sanksi tersebut memiliki dampak "berat" pada perusahaan yang secara signifikan mengubah perhitungan GCHQ, kata laporan itu. Laporan ini diharapkan akan disampaikan kepada Johnson pekan depan.

Juru bicara Johnson mengatakan awal pekan depan bahwa para pejabat akan segera menyelesaikan ulasan tentang implikasi dari sanksi AS terbaru, yang bertujuan memotong akses Huawei ke pembuat chip AS.[]