Pria Menyamar Sebagai Petugas Keamanan Medsos untuk Meretas Akun Cewek Cantik
Cyberthreat.id - Departemen Kepolisian Bangor, Maine, Amerika Serikat (AS) pada bulan lalu mengumumkan sebuah laporan pelanggaran privasi dan hukum yang dilakukan seorang pria. Terduga pelaku meretas akun media sosial dengan metode penipuan (social engineering) hingga melakukan berbagai pelanggaran seperti mengambil gambar dan informasi sensitif korbannya.
Setelah mendapatkan laporan, Detektif Divisi Investigasi Kriminal Kepolisian Bangor langsung menyelidiki tuduhan tersebut.
Dalam beberapa pekan kepolisian berhasil menemukan seorang pria, Dakota Roy (23), yang merupakan penduduk Bangor ditangkap pada Kamis (2 Juli 2020). Terduga pelaku didakwa dengan tujuh dakwaan kelas C berupa tindakan invasi kriminal terhadap privasi komputer serta satu dakwaan pelanggaran privasi kelas C.
Departemen Kepolisian Bangor mengatakan hasil penyelidikan mengungkapkan Roy diduga telah mengakses beberapa akun media sosial wanita korbannya dengan menggunakan perangkatnya sendiri.
Menurut keterangan polisi, upayanya menghasilkan respons otomatis kepada (korban) pemegang akun yang menyarankan akun itu dikunci karena terdapat upaya akses yang tidak sah. Padahal aksi Roy cuma tipu-tipu.
Pemegang akun diberikan PIN keamanan untuk mendapatkan kembali kendali atas akun mereka. Roy diduga telah menggunakan aplikasi SMS untuk menghubungi pemilik akun, menyamar sebagai perwakilan keamanan perusahaan media sosial.
Selama kontak dengan korban, Roy diduga telah meminta PIN keamanan untuk membantu pemilik dalam mendapatkan kembali kendali atas akun korban. Menurut polisi, setidaknya tujuh orang korban (semuanya wanita), percaya bahwa mereka sedang berbicara dengan perwakilan keamanan medsos sehingga bersedia memberikan PIN dan informasi rahasia lainnya.
"Setelah menerima PIN, polisi mengatakan akun korban diakses dan gambar-gambar pribadi tertentu diunduh oleh pelaku," tulis NewsCenterMaine, Jumat (3 Juli 2020).
Roy juga diduga telah memotret seseorang (korbannya) secara diam-diam, yang mengakibatkan pelanggaran ringan atas pelanggaran privasi.
Atas kejadian ini Departemen Kepolisian Bangor memberikan nasihat dan berencana menggelar kampanye kepada masyarakat bahwa di zaman digital semua orang harus berhati-hati saat menggunakan media sosial.
Terapkan prinsip keamanan yang utama yaitu jangan pernah memberikan informasi rahasia kepada pihak lain dengan mudah. Kepolisian Bangor juga tidak pernah meminta/memberikan password atau PIN kepada siapa pun melalui SMS atau panggilan telepon.[]