Ditekan Parlemen AS, Amazon Bentuk Tim Khusus Lawan Barang Bajakan

Ilustrasi

Cyberthreat.id - Raksasa e-commerce Amazon akan membentuk unit baru untuk memerangi penjualan barang bajakan di platform-nya. Unit khusus itu terdiri dari pengacara, penyelidik, pakar, dan analis data yang disebut "The Counterfeit Crimes Unit". Unit ini muncul atas tekanan dari anggota parlemen AS yang menginginkan Amazon berbuat lebih banyak melawan penjualan barang bajakan.

Unit global baru ini akan memanfaatkan data Amazon untuk diolah lebih lanjut, informasi dari sumber daya eksternal seperti penyedia layanan pembayaran, serta memanfaatkan "aset-aset di lapangan" untuk menyelidiki dugaan penjahat bekerja.

Tim khusus ini diharapkan dapat membantu Amazon lebih efektif mengejar litigasi sipil dalam kasus-kasus barang bajakan sehingga membantu platform ini bekerja sama dengan merek-merek besar maupun kecil.

Beberapa hari yang lalu, Amazon bersama merek mewah Italia, Valentino, mengajukan gugatan bersama terhadap sebuah perusahaan di New York karena diduga menjual sepatu Valentino palsu di pasar Amazon. Unit baru ini akan membantu Amazon bekerja lebih dekat dengan aparat penegak hukum.

"Setiap pemalsu atau penjual barang bajakan akan dimintai pertanggungjawaban berdasarkan hukum, terlepas dari di mana mereka berusaha menjual barang palsu atau di mana lokasi mereka berada," kata Dharmesh Mehta, VP Customer Trust and Partner Support dari Amazon dilansir ZDNet, Rabu (24 Juni 2020).

Dalam sebuah keterangan Amazon mengatakan unit global baru ini adalah bagian dari "kerja keras Amazon untuk mendorong pemalsuan atau pembajakan ke angka ke nol."  Perusahaan yang bermarkas di Seattle mengklaim telah menghabiskan lebih dari $ 500 juta sepanjang tahun lalu untuk melawan penipuan, termasuk pemalsuan, dan memiliki lebih dari 8.000 staf yang bekerja menangani masalah ini.

Bahkan sepanjang tahun 2019, Amazon memblokir lebih dari 6 miliar dugaan jahat dan skema penipuan. Lebih dari 2,5 juta akun-akun yang diduga milik penjahat diblokir sebelum mereka dapat menjual barang kepada konsumen.

Sejauh ini rencana pembentukan tim khusus oleh Amazon belum dianggap maksimal oleh anggota parlemen AS. Tahun lalu, Komite Keuangan Senat merilis laporan 245 halaman tentang penjualan barang palsu secara online. Misalnya penjualan produk vaping palsu serta produk-produk yang berpotensi berbahaya atau sangat berbahaya seperti elektronik dengan baterai palsu .

Awal tahun ini, Ketua Komite Energi dan Perdagangan Frank Pallone mengadakan dengar pendapat mengenai masalah ini. Pallone mengatakan "praktik dan kebijakan platform online telah membuat konsumen makin sulit. Bahkan konsumen paling cerdas sekalipun kesulitan untuk menghindari penipuan serta beredarnya produk-produk yang tidak aman".

Sementara itu, sebuah kelompok perwakilan bipartisan meluncurkan sebuah RUU yang disebut "Stopping Harmful Offers on Platforms by Screening Against Fakes in E-Commerce (SHOP SAFE)". RUU itu mendorong platform untuk segera menetapkan praktik terbaik dalam memberantas pembajakan, serta menetapkan beberapa tanggung jawab terkait penjualan produk palsu yang berisiko bagi kesehatan atau keselamatan konsumen.[]