Huawei Akan Bangun Pusat Litbang Chip di Inggris

Huawei | Foto: VCG/CNET

Cyberthreat.id – Produsen peralatan telekomunikasi, Huawei Technologies Co Ltd, diperkirakan menerima izin perencanaan untuk membangun pusat penelitian dan pengembangan di Inggris dalam waktu dekat.

Huawei berencana membangun pusat litbang senilai US$ 494,24 juta di Desa Sawston, Cambridgeshire, Inggris, demikian lapor Sunday Times seperti dikutip Reuters, Sabtu (20 Juni 2020).

Pusat litbang tersebut berjarak 11 kilometer dari Cambridge. Dibangun untuk meneliti dan mengembangkan sirkuit terpadu (chip) yang dipakai dalam jaringan internet cepat (broadband).

Menurut laporan itu, Dewan Distrik South Cambridgeshire telah diimbau untuk menyetujui pengajuan investasi itu secara penuh.

Terpisah dari perkembangan itu, terkait perdebatan soal Huawei di proyek 5G, pemerintah Inggris meminta agar operator telekomunikasi setempat memiliki stok perangkat Huawei yang memadai.

Pemerintah Inggris khawatir jika Amerika Serikat tiba-tiba memberi sanksi kepada Huawei, justru mengganggu kemampuan perusahaan itu memasok perangkat.

Para pejabat di National Cyber ​​Security Center (NCSC)— mirip dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Indonesia—sedang mempelajari dampak dari langkah-langkah AS yang membatasi Huawei, terutama soal pasokan chip.

Dalam suratnya kepada para operator—seperti BT Group dan Vodafone—yang diketahui oleh Reuters, NCSC mengatakan, agar mereka menjaga pasokan suku cadang yang memadai dari Huawei.

Selain itu, surat itu juga menekankan pentingnya peningkatan risiko terhadap peralatan Huawei, termasuk kemungkinan tersedianya pembaruan untuk produk-produk tersebut di mada depan.

"Memastikan bahwa produk dan komponen selalu diperbarui adalah penting untuk menjaga keamanan jaringan," demikian bunyi surat itu.

"Meningkatnya tindakan AS terhadap Huawei dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menyediakan pembaruan untuk produk yang mengandung teknologi AS."

Seorang juru bicara NCSC mengatakan, "NCSC telah memberikan serangkaian langkah pencegahan kepada operator, kami sarankan mereka mengambil sementara dengan hati-hati dan mempertimbangkan dampak sanksi ini terhadap jaringan Inggris," tutur jubir tersebut.

Sementara, Wakil Presiden Huawei Victor Zhang mengatakan, pelanggan adalah prioritas nomor satu perusahaan.

“Kami bekerja sama dengan mereka untuk memastikan kelangsungan bisnis. Kami sangat menentang tindakan bermotivasi politik oleh AS yang dirancang untuk merusak bisnis kami dan tidak didasarkan pada bukti," ujar dia.

BT dan Vodafone menolak berkomentar.

Inggris melabeli Huawei sebagai "vendor berisiko tinggi" pada akhir Januari lalu. Meski begitu, Huawei boleh masuk dalam proyek 5G di Inggris dengan hanya diberi kuota 35 persen pangsa pasar dan mengeluarkannya dari proyek jaringan inti.

Pemerintah Inggris saat ini masih meninjau panduan khusus tentang bagaimana peralatan Huawei harus dipakai untuk mengamankan jaringan Inggris dan mempertimbangkan berbagai opsi.[]