Danang Tri Atmaja, Hacker yang Masuk Hall of Fame Microsoft, Google, dan Facebook

Danang Tri Atmaja masuk Hall of Fame Google. | Foto: Tangkapan layar Cyberthreat.id/Andi Nugroho

Jakarta, Cyberthreat.id – Jejak Danang Tri Atmaja (24) menjadi peretas (hacker) golongan putih alias white hat hacker belum lama dijalaninya.

Danang, begitu akrab dipanggil, menggeluti dunia hacking, lebih tepatnya pemburu cacat aplikasi (bug hunter), baru setahun belakangan, sejak Maret 2019.

Ia beberapa kali menemukan bug dan menerima sejumlah penghargaan dari Microsoft, Google, Nokia, Philips, Intel, Lenovo, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Ia juga pernah menerima penghargaan dari HackerOne—platform bug bounty terkenal asal Singapura, Bugcrowd (platform keamanan crowdsource), CyberArmy ID (perusahaan keamanan siber), Kaskus (forum internet), Bhinneka (toko daring elektronik), dan Tokopedia ( (pasar daring atau marketplace).

Danang mengatakan, dirinya juga pernah menemukan bug di situs web PT Dirgantara yang kemudian dilaporkan ke BSSN. Informasi yang sebetulnya tertutup, kata dia, oleh pengembang (developer) situs webnya dibuat terbuka. “Mungkin developer-nya lupa,” ujar dia.

Temuan terakhir Danang adalah cacat aplikasi di Instagram, platform media sosial milik Facebook Inc. Pada 4 Juni 2020, ia baru saja menerima US$ 500 dari Facebook Inc. Itulah kali ketiga ia menerima hadiah dari Facebook. Total, ia telah mengumpulkan uang bug bounty dari Facebook sebesar US$ 1.500.


Berita Terkait:


Awal mula berkecimpung di dunia bug hunter, terdorong oleh atasannya di kantor. Sosok yang dikagumi Danang itu adalah Mohammad Ali Syarief.

“Dia yang pertama kali ngajarin untuk cari bug-bug itu. Dia cukup men-trigger saya,” ujar Danang kepada Cyberthreat.id, Sabtu (13 Juni 2020) yang mengatakan aktivitas bug hunter hanya sebagai pekerjaan sampingan.


Hall of Fame Google untuk para bug hunter di seluruh dunia. Danang masuk menjadi salah satu anggota di dalamnya.

Danang masuk Hall of Fame Microsoft  pada Mei 2009.


 

Danang masuk daftar nama penerima penghargaan atas penemuan bug di Facebook dan Philips. | Foto-foto: tangkapan layar Cyberthreat.id/Andi Nugroho


Sehari-hari Danang memang bekerja sebagai pentester alias penguji sistem aplikasi (penetration test) di Juke Solusi Teknologi, perusahaan teknologi informasi (TI) di Jakarta.

Sosok lain yang juga menjadi inspirasi Danang adalah rekan sekantornya yang kini telah keluar: Rootbakar—nama alias. “Rootbakar juga belajarnya dari Pak Ali,” ujar Danang.

Melihat capaian-capaian Ali dan Rootbakar, Danang semakin tertantang. “Saya jadi tertarik, kok dia bisa dapat gitu, sih! Apalagi Pak Ali juga masuk Hall of Fame Google, kok bisa ya!” tutur Danang.

Hall of Fame Google ialah semacam daftar para penemu kerentanan di Google. Ketika seseorang menemukan kerentanan, Google akan memajang nama si penemu di situs webnya.

Dan, Danang pun kini juga telah masuk dalam daftar prestise itu.

Danang bercerita dirinya banyak belajar dari Pak Ali. Pertama kali ia diajari membuat laporan bug dengan mengecek platform belanja daring OLX.co.id.

Sayangnya, saat itu ia belum berhasil karena baru belajar membuat laporan. Ia baru mendapat hadiah dari hasil mencari bug pada 17 Juli 2019. Ia menemukan kerentanan di Tokopedia berupa “XSS on Search Manage Product” pada 2 Mei 2019.

Ia menemukan tiga kali kerentanan di Tokopedia. Dari jerih payahnya itu, Danang mengaku dua temuannya dihadiahi sertifikat dan uang, sedangkan temuan lain hanya diberi sertifikat.

“Di Tokopedia kan kalau bug bounty (sayembara bug) itu levelnya ada low, medium, high, dan critical. Waktu itu saya dapatnya level medium dua kali dan low sekali. Yang level low enggak dapat duit, hanya sertifikat,” tutur dia.[]

Redaktur: Andi Nugroho