F5 Networks: Banyak Perusahaan Belum Sadar Keamanan Aplikasi

Senior Manager, Systems Engineering F5 di Indonesia, Andre Iswanto

Cyberthreat.id - Perusahaan penyedia teknologi terkait keamanan pusat data dan lingkungan cloud, F5 Networks Inc, menilai saat ini banyak perusahaan yang menerapkan transformasi digital melalui aplikasi, namun belum sepenuhnya menyadari pentingnya mengamankan aplikasi mereka.

Hal itu disampaikan Senior Manager, Systems Engineering F5 di Indonesia, Andre Iswanto, saat menggelar media briefing di Jakarta, Selasa (16 Juni 2020).

"Saat ini sudah banyak perusahaan yang menyadari manfaat dari penggunaan aplikasi dalam menjalankan bisnis mereka, tapi banyak yang belum sadar soal keamanan aplikasinya," kata Andre.

Merujuk pada laporan State of Application Services (SOAS) 2020, kata Andre, 80 persen perusahaan telah melaksanakan tranformasi digital yang menekankan pada percepatan penyediaan layanan di pasar, dan 87% perusahaan sudah memanfaatkan multi-cloud, namun sebagian besar masih berkutat dengan masalah keamanan.

Padahal, kata dia, keamanan aplikasi merupakan salah satu unsur penting karena berkaitan erat dengan keamanan data dari pengguna layanan tersebut. Jika keamanan aplikasi disepelekan, dampaknya adalah kebocoran data. Terlebih beberapa waktu lalu, di Indonesia telah terjadi beberapa kasus peretasan dan juga kebocoran data, dari perusahaan swasta hingga institusi pemerintahan.

Menurut Andre, di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih, peretas akan mencari cara yang semakin kreatif dan inovatif  untuk menyusup dan membobol data yang ada di aplikasi pengguna. Belum lagi upaya para peretas untuk memanipulasi dan memodifikasi data, ancaman berbahaya yang seringkali berdampak kepada perusahaan dan pengguna layanan.

"Sangat penting untuk melindungi data dan informasi penting milik perusahaan dan pengguna. Pembobolan semakin sulit karena data seringkali tersebar di banyak tempat, seperti data center perusahaan dan beberapa layanan cloud berbeda."

Andre juga menambahkan saat ini ada beberapa serangan siber canggih yang digunakan oleh para penjaha siber. Mulai dari serangan bot , penipuan, dan penyalahgunaan, serangan brute force, hingga credential stuffing atau pencurian identitas.

Melihat berbagai serangan siber yang kian canggih, sejak Januari lalu F5 bekerjasama dengan Shape Security. Ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang pencegahan penipuan dan penyalahgunaan online. Kerjasama itu memungkinkan perlindungan dari serangan otomatis, botnet, dan penipuan dengan target khusus ke dalam portofolio layanan aplikasi milik F5.

"Shape melindungi sistem dan aplikasi dari berbagai bank, maskapai, peritel, dan lembaga pemerintahan terbesar di dunia dengan perlindungan canggih dari serangan bot, penipuan, dan penyalahgunaan. Shape juga berupaya untuk melindungi dari upaya pencurian identitas (credential stuffing)," kata Andre.

Disebutkan, Shape Security memanfaatkan artificial intelligence and machine learning yang didukung analitik berbasis cloud untuk melindungi perusahaan dari berbagai serangan yang tidak dapat dicegah oleh solusi perlindungan keamanan dan penipuan lain.

Lewat kerjasama itu, kata Andre, F5 dan Shape menghadirkan solusi keamanan aplikasi end-to-end, yang mampu mengurangi kompleksitas infrastruktur sekaligus melindungi setiap aspek dari perjalanan ‘code to customer’ (mulai dari kode hingga mencapai pengguna akhir) dari kerugian akibat penipuan online, rusaknya reputasi, dan gangguan pada layanan-layanan online penting. []

Editor: Yuswardi A. Suud