Europol Bekuk Pendana Teroris, Transfer Uang Memakai Sistem Hawala dan Medsos
Cyberthreat.id - Europol bekerjasama dengan Polisi Nasional Spanyol (Policia Nacional) berhasil menangkap seorang pria di Madrid yang dicurigai mentransfer uang antara beberapa negara Eropa dengan negara-negara Arab melalui sistem pengiriman uang informal Hawala.
Transfer uang menggunakan metode Hawala bertujuan mendukung para teroris asing yang ada di Timur Tengah untuk kembali ke Eropa. Interpol mendefinisikan Hawala sebagai "transfer uang tanpa pergerakan uang".
Hawala dijuluki sebagai "underground banking" yang berbasis kepercayaan (trust). Mekanismenya, antara pihak yang mentransfer dan pihak yang menerima uang menggunakan broker dimana transaksi bersifat anonim. Transaksi ini sejak dulu sudah digunakan di wilayah Asia, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Dan, yang paling menarik adalah jaringan Hawala telah digunakan sejak zaman kuno, dimana pada hari ini salah satunya banyak ditemukan di antara ekspatriat yang mengirim uang kiriman ke rumah.
Di era teknologi finansial (fintech) seperti sekarang, Hawala juga menemukan tempatnya, terutama di kalangan masyarakat yang tidak mendapat akses bank atau tidak memiliki rekening bank (unbanked maupun underbanked).
Berdasarkan penyelidikan sebelumnya dari otoritas terkait, pihak keamanan Spanyol menemukan pelaku dan mengidentifikasinya sebagai bagian dari jaringan keuangan transnasional dengan jaringan di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Usia pelaku disebutkan masih sangat muda, tetapi berpengalaman mentransfer uang dari para pendukung kelompok yang disebut Negara Islam (Islamic State) ke Suriah. Saat ini, para pemimpin teroris di Suriah mendukung secara finansial kembalinya para pejuang teroris asing ke Eropa.
"Pada saat bersamaan, para pejuang asing ini menggunakan jaringan media sosial untuk mengumpulkan uang demi mendukung apa yang disebut "Negara Islam". Begitu mereka menemukan investor, mereka akan menghubungkan orang itu dengan para pemimpin (teroris) di Suriah," demikian rilis yang diterbitkan Europol di situsnya, Kamis (11 Juni 2020).
Penggerebekan terhadap pelaku dilakukan pada 9 Juni lalu yang berhasil menyita sejumlah barang bukti yang relevan untuk penyelidikan. Pada saat penggeledahan, seorang pakar dari Pusat Kontra Terorisme Europol dikerahkan ke Madrid untuk memberikan dukungan sekaligus melakukan analisis data yang disita.