Mengenal Riwayat Kepopuleran Hacker Anonymous

Ilustrasi Anonymous | Foto: sickchirpse.com

Cyberthreat.id – Ketika demonstrasi antirasisme merebak di negara-negara bagian Amerika Serikat awal Juni lalu, di dunia maya juga sedang viral ikon Anonymous.

Anonymous dikenal sebagai kelompok peretas (hacker) yang identik dengan topeng “orang menyeringai berwarna hitam-putih”. Dikenal dengan topeng “Guy Fawkes”.

Kelompok Anonymous mengklaim telah menyerang ke sejumlah situs-situs web kantor pemerintahan dan kepolisian Minneapolis menyusul kematian George Floyd oleh polisi.

Anonymous dikenal sebagai hacktivist — aktif meretas sebagai bentuk protes atas kondisi isu aktual, politik dan lain-lain layaknya unjuk rasa aktivis di dunia nyata.

Anonymous seringkali berselisih dengan aparat hukum. Pada 28 Mei lalu, dalam sebuah video yang diposting di halaman Facebook yang belum dikonfirmasi, seseorang bertopeng Guy Fawkes menuduh polisi Minneapolis memiliki "rekam jejak kekerasan dan korupsi yang mengerikan" dan mengancam akan "mengungkap" "banyak kejahatan" institusi tersebut, majalah TIME melaporkan seperti dikutip dari IndianExpress, diakses Minggu (14 Juni 2020).

Namun, siapa saja bisa mengklaim sebagai bagian dari Anonymous di dunia maya. Sulit untuk mendeteksi apakah seseorang itu bagian dari Anonymous; tidak cukup dengan topeng Guy Fawkes pastilah dia seorang hacker.

Siapakah Anonymous?

Kelompok ini telah dideskripsikan sebagai komunitas dunia maya yang tanpa afiliasi politik tertentu, bersatu dalam menentang sensor dan kontrol pemerintah dan mempromosikan kebebasan berbicara di internet.

Di masa lalu, kelompok itu telah menyatakan dukungan untuk gerakan “Occupy”–gerakan protes di New York–pada 2011 dan mendukung Julian Assange dari WikiLeaks setahun berikutnya.

Keanggotaan Anonymous berskala global. Anggotanya disebut “anons”.

Karakteristik khas Anonymous adalah topeng Guy Fawkes, yang digambarkan dalam novel dystopian dan film V for Vendetta, di mana seseorang yang mengenakan topeng bertempur melawan pemerintah fasis supremasi kulit putih. Bahkan, di dunia nyata, simpatisan gerakan Anonymous selalu berpenampilan gaya Guy Fawkes.

Atribut lain dari Anonymous ialah penggunaan pengubah suara atau program text-to-speech yang memungkinkan orang menutupi suara mereka dalam pesan video. Ini yang dilakukannya pada video yang diunggah di Facebook untuk kepolisian Minneapolis.

Anonymous tidak menggunakan pegangan media sosial yang terverifikasi, beberapa golongan menggunakan portal seperti situs web AnonNews dan akun Twitter untuk menyebarkan motif dan aktivitas grup.

Jejak serangan

Gerakan Anonymous diyakini telah dimulai di situs web imageboard seperti 4chan pada awal 2000-an, dan pertama kali menjadi terkenal pada 2008 ketika meluncurkan serangan siber di Church of Scientology.

Pada 2010, Anonymous diyakini bertanggung jawab atas serangan siber di Visa, MasterCard, dan PayPal, setelah perusahaan jasa keuangan itu memblokir sumbangan ke situs web kontroversial: WikiLeaks.

Pada 2011, Anonymous meluncurkan kritik terhadap Gereja Baptis Westboro karena sikap penolakan ekstrem terhadap kalangan homoseksualitas.  Pada tahun itu, mereka juga dituduh telah menyabot jaringan raksasa elektronik Sony PlayStation. Selama musim semi Arab (Arab Spring) 2011, Anonymous juga menargetkan situs web pemerintah di Mesir dan Tunisia.

Setahun kemudian, setelah AS melarang situs web penyimpanan file populer Megaupload, Anonymous membuat  shut down atau tidak bisa diaksesnya situs web Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departeman Kehakiman AS.

Pada April 2012, majalah TIME memasukkan nama Anonymous di daftar World’s 100 Most Influential People (Orang Paling Berpengaruh di Dunia).

Juga, pada 2012 grup Anonymous menyerukan para pemrotes di seluruh India untuk menentang sensor internet oleh pemerintah setelah Pengadilan Chennai menuntut 15 penyedia layanan internet (ISP) untuk memblokir akses ke situs web berbagi file, seperti Pirate Bay.

Selama bertahun-tahun, grup Anonymous menargetkan situs-situs pornografi anak. Mereka juga mengejar badan-badan pemerintah seperti Central Intelligence Agency (CIA) dan Pentagon di AS dan Scotland Yard di Inggris.

Ini bukan pertama kalinya Anonymous ikut serta dalam protes menentang diskriminasi rasialisme di AS.

Pada 2014, Anonymous menyerang situs Balai Kota Ferguson, Missouri, setelah penembakan fatal Michael Brown di Ferguson, Missouri dan mengancam serangan siber terhadap polisi dan pemerintah setempat jika pengunjuk rasa dilukai.

Mereka kemudian menonaktifkan situs web kota, meretas komunikasi di balai kota, dan menargetkan kepala polisi kota.

Bagaimana taktik mereka?

Anonymous dikenal dengan serangan serangan Distributed Denial of Service (DDoS), di mana peretas membanjiri server situs web dengan data kunjungan palsu hingga menyebabkannya eror dan situs web tidak dapat diakses.

Taktik lain yang digunakan Anonymous adalah perusakan. Ketika halaman situs web terdapat celah, mereka mengubah tampilan alias defacement attack.

Metode lain juga pengalihan landing page; penggunanya dialihkan ke halaman situs web lain.

Grup ini juga menggunakan metode yang lebih serius seperti doxing, di mana informasi pribadi atau sensitif seseorang diumbar ke publik sebagai strategi penyerangan atau penghinaan terhadap korban. Mereka juga menghancurkan data menggunakan virus komputer, dan serangan phishing untuk mengekstraksi kredensial curian.

Pada 2017, peretas AS James Robinson masuk penjara selama enam tahun setelah dihukum akrena melakukan serangan DDoS. Peretas lain, Deric Lostutter, dijatuhi hukuman dua tahun penjara setelah menyusup ke situs web tim olahraga sekolah menengah atas (SMA) untuk mengungkap dugaan penutupan kasus perkosaan pada 2012. Itulah sekelumit jejak dari peretas Anonymous.[]

Redaktur: Andi Nugroho