Curi Konten TikTok, Google Hapus Aplikasi Buatan China dari Play Store
Cyberthreat.id - Google akhirnya memutuskan menghapus aplikasi video pendek bernama Zynn dari toko aplikasi Play Store. Aplikasi itu dituding menjiplak TikTok.
Diluncurkan pada awal Mei lalu, Zynn sukses menanjak ke posisi teratas dalam daftar aplikasi yang terbanyak diunduh di Android. Bahkan, menggeser posisi TikTok.
Dilansir dari The Verge, masalah muncul ketika sejumlah pengguna TikTok melaporkan kontennya telah diungguh tanpa izin ke platform Zynn. Beberapa mengatakan akun TikTok mereka telah dikloning. Profil dan kontennya di TikTok dipindahkan bulat-bulat ke Zynn. Padahal, si pemilik akun merasa tak pernah membuat akun di Zynn.
Untuk menggenjot popularitasnya, Zynn menjanjikan skema hadiah untuk membayar pengguna untuk menonton video dan merekrut teman. Masalahnya, muncul keluhan bahwa tak semuanya mendapat bayaran seperti yang dijanjikan.
Sebuah ulasan yang dibuat oleh pengawas media nirlaba, Common Sense Media, menyebutkan Zynn menggunakan skema piramida. Saat mendaftar, pengguna akan mendapat US$ 1. Lalu, akan ada tambahan US$ 20 jika mengajak satu teman bergabung. Masih ada tambahan US$ 10 jika mengajak bergabung lima orang lagi.
Dalam sebuah pernyataan kepada Financial Times, juru bicara Zynn mengatakan perusahaan menggunakan uang yang didapat dari pemasang iklan untuk menarik pengguna secara langsung, alih-alih memasang iklan di platform perusahaan besar semacam Facebook atau Google.
"Aplikasi kami hanya akan memiliki nilai dan signifikan dengan sejumlah besar pengguna di dalamnya," kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya.
Juru bicara itu juga membenarkan bahwa Zynn dihapus dari Google Play Store karena plagiarisme dan mengakui bahwa perusahaan telah mengalami beberapa penyimpangan. Google belum menawarkan penjelasan mengenai penghapusan aplikasi, tapi hingga 10 Juni lalu, Zynn masih tersedia bagi pengguna iPhone di iOS App Store.
Seperti halnya TikTok, Zynn dibuat oleh perusahaan China, Kuaishou. Sebelumnya, keduanya memang sudah terlibat persaingan di pasar China.
Sebelum masuk ke pasar global, Kuaishou membuat aplikasi Eponim yang populer di China. Sementara ByteDance selaku induk perusahaan TikTok punya aplikasi Douyin untuk pasar China. Di China, Eponim berada di urutan kedua setelah Douyin.
Ketika kemudian Kuaishou merilis Zynn untuk pasar global dan sempat menggeser TikTok ke urutan kedua aplikasi yang terbanyak diunduh, itu seperti mengulang persaingan mereka di pasar China.
Pada Desember 2019 lalu, Kuaishou dilaporkan menerima dana US$ 2 miliar dari Tencent, perusahaan pembuat WeChat.
Di Amerika Serikat, Senator Josh Hawley yang sering mengkritik perusahaan teknologi Cina, meminta Komisi Perdagangan Federal untuk menyelidiki Zynn minggu ini.
"Aplikasi semacam itu memberdayakan kepemimpinan Cina untuk mencampuri urusan pribadi orang Amerika dan tidak jelas apakah tujuan akhir mereka selaras dengan kepentingan Amerika Serikat," kata dia.[]