Jelang Sidang MK, Drone Emprit: Tensi di Ruang Siber Sejuk

Analisa Drone Emprit saat wafatnya Ibu Ani Yudhoyono yang menimbulkan efek positif di ruang siber nasional | Foto: Drone Emprit

Jakarta, Cyberthreat.id - Mesin analisa media sosial Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, menyatakan tensi ruang siber nasional cukup sejuk terutama menjelang sidang perdana sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, Jumat (14/06/2019).

"Kalau saya lihat tensinya tidak tinggi dan juga tidak seperti sebelumnya di aksi demo 21-22 Mei lalu," kata Ismail kepada Cyberthreat.id, Kamis (13/06/2019).

Sejauh ini, kata dia, aliran informasi atau pemberitaan media massa masih di dominasi kabar tentang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1440 hingga Arus Balik Mudik 2019. 

"Artinya publik sudah move on," ujarnya.

Drone Emprit mencatat hanya dua hashtag yang mengemuka di ranah Twitter terkait sengketa Pilpres 2019 yakni #MKHarusTepatiSumpahJabatan dan #02MenangdiMK. Itu pun yang bermain hanya kedua pendukung hardcore capres 01 maupun 02 dan jumlahnya tidak banyak.  

Respon terhadap dua hashtag bernuansa politis itu masih kalah dibandingkan hashtag populer lainnya seperti skandal narkoba artis Korea Han Seo Hee dan #HANBINSTAYWITHUS hingga #SOMI_BIRTHDAY.

"Kalau dilihat pro kontra polarisasi drone emprit di kedua kubu ini sudah berkurang. Katakanlah influencer, tokoh-tokoh, buzzer sudah berkurang aktivitasnya."

Menyusul wacana pembatasan aliran informasi oleh pemerintah jika situasi sidang MK memburuk, Ismail menilai tindakan itu berlebihan. Sebaiknya, kata dia, ruang siber di isi dengan konten yang konstruktif membangun kepercayaan publik.

"Sebetulnya masyarakat dan netizen sudah selesai dan gak akan ada yang aneh-aneh, tapi kami akan pantau terus."