ITB Kembangkan Teknologi AI Menyambut Era New Normal
Jakarta, Cyberthreat.id - Pusat Artificial Intelligence (AI) Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah mengembangkan teknologi AI-Vision atau Computer Vision guna membantu memonitoring masyarakat disaat pandemi virus Corona maupun saat memasuki era tatanan baru atau New Normal.
Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Nugraha Priya Utama, mengatakan AI-Vision atau Computer Vision adalah bagian dari AI yang melatih komputer untuk melakukan interpretasi, menafsirkan, dan memahami hal-hal yang terkait visual atau penglihatan manusia.
"Komputer visual ini menggunakan gambar yang didapatkan dari kamera digital atau video, dari model berbasis Deep Learning yang dapat mengidentifikasi dan mengklarifikasi objek. Jadi, tujuan utama dari AI-Vision ini adalah mengotomatisasi tugas-tugas manusia secara visual," kata Utama dalam keterangan kepada wartawan, Senin (1 Juni 2020).
Ada tiga langkah dasar yang selalu terdapat pada komputer vision yaitu: acquiring image (koleksi gambar); processing the image (memproses gambar); dan understanding the image (memahami/menginterpretasi gambar).
Dengan demikian, AI bisa dimanfaatkan untuk memonitor banyak hal guna membantu mengatasi pandemi Covid-19, termasuk monitoring apakah masyarakat memakai masker atau tidak, menerapkan jaga jarak, mengukur suhu tubuh, hingga monitoring kepadatan lalu lintas disaat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
1. Monitoring Kepadatan Lalu Lintas.
Salah satu model yang dapat dimanfaatkan adalah Vehicle Classification & Counting (VCC) yang digabungkan dengan Lisence Plate Recognition (LPR) dan Illegal Parking (LP).
Sebagai contoh pemanfaatan, model tersebut dapat memonitor lahan parkir yang dikaitkan dengan jumlah pengunjung di sebuah tempat, baik itu indoor ataupun outdoor.
Model ini dilatih dan diatur dengan dataset dari foto berbagai jenis kendaraan, tipe kendaraan, dan nomor plat kendaraan.
2. Monitoring Kepatuhan Masyarakat Saat PSBB.
Model lainnya adalah memonitoring terhadap orang-orang yang tidak memakai masker. Tujuannya untuk mengantisipasi apabila aturan PSBB direlaksasi, apakah masyarakat menggunakan masker atau tidak.
Hal ini dapat membantu manajemen kawasan itu untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan lebih lanjut. Model ini dikembangkan dengan kemampuan bisa mengenali wajah dan membedakan wajah yang bermasker atau tidak.
"Secara garis besar, kami membangun model kedua ini dengan Single Shot Detector (SSD) dan deep CNN (Convolutional Neural Network)."
"Lalu, kita masukan dataset ratusan ribu wajah-wajah lokal Indonesia dan atributnya yang ada. Untuk inferensinya, kamera pertama-tama akan mendeteksi wajah, kemudian mengklasifikasi wajah apakah memakai masker atau tidak," jelas Utama.
Pusat Artificial Intelligence ITB juga sedang mengembangkan AI untuk deteksi tubuh, model AI untuk mengestimasi jarak antar manusia (physical distancing) dan monitoring pergerakan manusia secara umum. []
Redaktur: Arif Rahman