Walau Dihapus, Zenly Masih Simpan Data Pengguna Setahun
Jakarta, Cyberthreat.id – Penggunaan Zenly yang mulai marak digemari remaja sekolah di Jakarta dinilai memiliki ancaman serius. Problem utamanya adalah sesama pengguna bisa mengetahui lokasinya secara waktu nyata (real time).
Zenly adalah aplikasi berbasis lokasi yang menyimpan riwayat lokasi pengguna untuk menyediakan layanannya, seperti alamat rumah, sekolah, kampus, tempat yang sering dikunjungi, dan juga rute yang selalu dilewati.
Data bersifat pribadi itu akan disimpan oleh Zenly selama pengguna menginstal dan menggunakan aplikasi.
Ada tiga kategori informasi yang dikumpulkan oleh Zenly:
- Informasi yang pengguna berikan, seperti data diri, foto Profil, daftar kontak, lokasi, dan komunikasi.
- Informasi yang mungkin didapatkan saat pengguna menggunakan aplikas, seperti informasi penggunaan, informasi perangkat, dan informasi lokasi.
- Informasi yang dikumpulkan dari pihak ketiga.
Berita Terkait:
Zenly menggumpulkan informasi pengguna dari pengguna lain saat mereka menggunakan layanan. Misalnya pengguna lain mengizinkan Zenly untuk mengumpulkan informasi dari daftar kontak, maka semua informasi akan digabungkan dengan informasi
Zenly dibuat pada 2014 oleh Amplitude, perusahaan asal Perancis, tapi tiga tahun kemudian Snapchat membelinya. Zenly mengklaim menggunakan informasi pribadi pengguna sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan di dalam Regulasi Umum Perlindungan Data (GDPR) yang ditetapkan Uni Eropa.
Berkaitan dengan hal ini Zenly hanya bisa menyimpan informasi pengguna dalam jangka waktu tertentu. Zenly memiliki kewajiban untuk menghapus data pengguna ketika layanan aplikasi tidak lagi digunakan.
“Ketika pengguna tidak aktif selama 12 bulan, mayoritas data akan dihapus. Namun, Zenly akan menyimpan sebagian data secara anonim untuk keperluan riset dan statistik,” demikian keterangan di kebijakan privasinya.
Pada dasarnya bagus, tapi...
Sekadar diketahui, menurut situs web Similarweb, di Indonesia Zenly masuk Top Google Play Apps dengan menduduki peringkat ke-15 khusus media sosial. Zenly kalah satu level dari Badoo, aplikasi kencan.
Analis keamanan siber (cybersecurity) Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengatakan, pada dasarnya aplikasi berbagi lokasi (sharing location) bertujuan positif karena bisa dipakai orangtua untuk memantau pergerakan anak-anaknya.
Namun, kata dia, orangtua harus mengawasi siapa saja yang bisa mengakses lokasi sang anak agar tidak dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
“Aplikasi sharing location pada dasarnya bertujuan positif, justru orangtua harus menggunakan ini untuk memonitor dan berkomunikasi kepada anaknya,” kata dia kepada Cyberthreat.id di Jakarta, Senin (10/6/2019).
Selain itu, kata dia, pengguna Zenly tidak membagikan informasi lokasinya secara masif kepada orang lain.
“Jika data ini jatuh ke tangan orang yang salah tentu akan berbahaya, karena akan bisa digunakan untuk melacak alamat rumah, alamat sekolah dan juga rute yang biasa pengguna aplikasi lewati,” ujar dia.
Mode Privasi
Alfons menyarankan kepada pengguna untuk selalu mengaktifkan mode privasi. Dengan mengaktifkan kode ini, hanya teman dan kenalan saja yang bisa mengakses lokasi pengguna secara waktu nyata (real time), sedangkan pengguna lain yang tidak dikenal tidak akan bisa menambahkan sebagai teman maupun akses lokasi.
Jika harus melakukan berbagi lokasi, hanya kepada orang yang benar-benar dikenalnya saja.
Selain itu, Alfons menuturkan, orangtua harus selalu menekankan kepada anak-anaknya yang menggunakan Zenly untuk tidak sembarangan memberikan kontaknya kepada orang lain.
Redaktur: Andi Nugroho