Marak Diunduh Remaja Indonesia, Zenly Dinilai Berbahaya
Jakarta, Cyberthreat.id – Belakangan ini ada satu aplikasi yang sedang diminati remaja Indonesia. Sebelumnya, aplikasi ini telah lebih dulu ramai diunduh oleh pengguna usia 13-25 tahun di Singapura.
Nama aplikasi: Zenly.
Di Singapura, pengguna Zenly telah mencapai 28 persen dengan rentang usia 13-18 tahun, sedangkan mayoritas pengguna Zenly adalah 60 persen usia 18-25 tahun.
Sayangnya aplikasi ini menuai kekhawatiran sejumlah orangtua di Singapura karena Zenly bisa disalahgunakan orang jahat untuk melacak seseorang. “Orang asing mampu melakukan akses ke detail pribadi dan mampu melacak lokasi waktu nyata (real-time) pengguna aplikasi,” tulis Todayonline.com, Maret lalu.
Misalnya, Wang Ai Ling, perempuan 42 tahun, mengatakan, Zenly sangat mengganggu privasi. Aplikasi itu tidak cocok untuk anaknya yang berusia 14 tahun. Pendapat lain juga diutarakan oleh Emily Ong (34), seorang ibu dua anak kecil, bahwa tidak ada sesuatu penting bahwa lokasi anaknya perlu diketahui orang lain.
Kekhawatiran paling ekstrem dari Zenly adalah risiko penculikan dan pelecehan seksual terhadap pengguna.
Pengguna di Indonesia
Di kalangan remaja Indonesia, khususnya Jakarta, Zenly juga sedang marak dipakai. Zenly diunduh oleh kalangan siswa setingkat SMP dan SMA.
Andien Razaq, remaja usia 16 tahun asal Depok, Jawa Barat, mengaku bermain Zenly karena terpengaruh oleh teman-teman di sekolahnya. Menurut dia, aplikasi itu cukup mengasyikkan karena bisa mengetahui lokasi teman-temannya.
“Tidak hanya mengetahui satu orang saja, tapi bisa mengetahui posisi banyak orang secara sekaligus. Jadi, kalau janjian kita bisa tahu teman kita di posisi mana,” ujar siswi kelas X MAN 7 Jakarta tersebut kepada Cyberthreat.id, Senin (10/6/2019).
Ketika disinggung soal ancaman kejahatan, Andien mengaku tak begitu khawatir karena yang memakai aplikasi itu hanya teman-teman sekolahnya.
Seperti halnya di Singapura, orangtua siswa yang diwawancara Cyberthreat.id, juga mengkhawatirkan pemakaian Zenly.
Hanny Senduk, ayah Andien, mengatakan, sebetulnya telah melarang anaknya mengunduh aplikasi karena sangat berisiko tinggi, yaitu siapa saja bisa mengawasi posisi anaknya.
“Bisa saja ada pihak yang tidak baik dan memanfaatkan hal itu, misal, untuk menculik, tentu kita tidak mau hal itu terjadi,” ujar dia. Ia mengaku sangat mengawasi siapa saja yang menjadi teman anaknya di Zenly.
Senada juga diutarakan Veronika, mahasiswa Gunadarma di Bekasi, Jawa Barat, yang merasa tidak nyaman setelah memakai aplikasi tersebut.
“Saya memilih untuk meng-uninstall aplikasi karena menurut saya itu bahaya. Siapa saja tahu lokasi saya, pergerakan saya secara langsung. Saya berada di mana, teman saya bisa tahu,” ujar warga Jatiasih, Bekasi itu.
Kebijakan Zenly
Pengembang aplikasi, Amplitude, mengklaim telah menerapkan mekanisme pengamanan aplikasi agar tidak disalahgunakan oleh orang jahat.
Co-Founder dan Chief Executive Zenly, Antoine Martin, mengatakan, bahwa aplikasi menggunakan berbagai sinyal dan mekanisme untuk mencegah pengguna menambahkan orang yang tidak mereka kenal.
“Zenly adalah aplikasi yang ditujukan untuk teman dekat dan kami bertujuan untuk menghubungkan pengguna dengan mereka yang paling banyak menghabiskan waktu bersama mereka di kehidupan nyata,” ujar dia.
Beberapa mekanisme yang disebutkan itu, di antaranya:
- Peringatan "Stranger Danger" muncul ketika pengguna menerima permintaan teman dari seseorang yang tidak ada dalam daftar kontak di ponsel.
- Layar permintaan teman menunjukkan bagaimana seseorang meminta berteman dengan pengguna, seperti melalui kontak telepon atau dengan nama pengguna (Id Zenly).
- Opsi untuk memblokir permintaan pertemanan dari seseorang yang menurut Zenly tidak diketahui pengguna
- Aplikasi merekomendasikan teman hanya setelah pengguna mengenal orang itu, berdasarkan kontak yang ada dan data lokasi.
Sejarah Zenly
Zenly dibuat oleh Amplitude, pengembang asal Prancis, sejak 2014, tapi tiga tahun kemudian Snapchat membelinya. Hingga kini aplikasi itu telah diunduh oleh sebanyak 46.000 pengguna Android dan 7.500 penguna iOS.
Aplikasi ini cukup mudah dioperasikan. Pengguna mengunduh aplikasi, lalu diminta untuk mendaftarkan diri dengan memakai nomor ponsel dan email. Setelah memasukkan nomor ponsel, aplikasi akan mengirimkan kode On-Time password/OTP atau kode sandi.
Barulah, pengguna bisa aktif memakainya. Di dalamnya, pengguna bisa mengedit profil berupa nama, foto, dan ID pengguna.
Menambahkan teman pun cukup mudah, bisa dengan kontak yang sudah tersimpan di ponsel, menambahkan dengan ID, dan juga bisa dengan shake ponsel bersamaan.
Yang menjadi kekahwatiran adalah pengembang aplikasi meminta akses kontak ponsel pengguna. Ini tak jauh beda dengan aplikasi fintech ilegal yang menanamkan spyware di aplikasi sehingga pengembang bisa memata-matai aktivitas ponsel dan mengumpulkan data pribadi pengguna
Berita Terkait:
Selain bisa mengetahui lokasi sesama teman yang menginstal Zenly, pengguna juga bisa melihat kekuatan baterai ponsel temannya. Aplikasi ini juga selayaknya WhatsApp yang bisa membuat grup obrolan. Bedanya, Zenly bisa menampilkan lokasi nyata terkini dalam bentuk peta digital melalui sistem GPS. Sistem GPS ini tak bisa dimatikan oleh pengguna sehingga selalu aktif.
Ketika meng-uninstall aplikasi, data pengguna tak serta merta langsung dihapus oleh Zenly. Pengguna akan tetap terdeteksi sebagai pengguna aplikasi sampai 12 bulan. Pengembang mengklaim di atas 12 bulan, akun pengguna akan dihapus otomatis, tapi ada sebagian data yang disimpan secara anonim untuk kepentingan statistik dan riset. Pengembang tak menjelaskan secara detail di kebijakan privasi Zenly.
Pengawasan Orangtua
Pakar komunikasi dan media dari Nanyang Technological University, Dr Lee Kwan min, seperti dikutip Todayonline.com, mengatakan, pemakaian Zenly sangat berkonsekuensi pada pengungkapan data pribadi seperti data pribadi dari informasi sistem pemosisi global (GPS) dan kontak.
Dr Lee merekomendasikan agar orangtua lebih waspada dalam memantau anak-anaknya dalam bermain smpartphone.
Meski dalam kebijakannya, Zenly menyatakan, aplikasi tidak diperuntukkan bagi pengguna berusia di bawah 13 tahun, siapa yang bisa menjamin?
Sementara pengguna iOS diperbolehkan mengunduh bagi yang telah berusia di atas 12 tahun, Google Playstore justru membolehkan pengunduh Zenly bagi pengguna usia 3 tahun ke atas.
Bagaimana jika pengguna memanipulasi tanggal lahir atau anak-anak memakai smartphone orangtuanya. Oleh karena itu, Dr Lee menyarankan di sinilah peran orangtua untuk mengawasi anak-anaknya.
Menurut dia, pentingnya literasi media dari orangtua kepada anak-anaknya yang masih berusia di bawah 18 tahun. Hal ini berkaitan dengan sulitnya pembatasan penggunaan Zenly pada anak dan remaja.
Redaktur: Andi Nugroho