Peneliti Ini Sebut Presiden Jokowi Keterluan Kalau Diamkan Kritik Prakerja

Tangakapan layar situs Prakerja.org

Cyberthreat.id - Peneliti yang juga direktur eksekutif lembaga survei Charta Politika, Yunarto Wijaya, turut bersuara terkait kritikan yang dialamatkan ke program kartu prakerja.

"Pak @jokowi, keterlaluan kalo anda diamkan jg skema yg sekarang... Penghematan dari 5,6 Trilyun gak kalah penting dari sekedar blusukan check bansos dah nyampe belum," tulis Yunarto lewat akun Twitter @yunartowijaya, Selasa (19 Mei 2020).

Yunarto 'mencolek' Presiden Jokowi di Twitter menanggapi pemberitaan media tentang hadirnya situs prakerja.org yang menggratiskan seluruh konten video tutorial. Sementara pemerintah, "membakar" uang hingga Rp5,6 triliun untuk membeli video tutorial yang disebut sebagai pelatihan online bagi peserta yang lolos program kartu prakerja.

Cuitan Yunarto itu kemudian dibalas oleh Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani yang juga anggota Komisi III DPR RI.

"Sy kok yakin pasca 2024 skema pelatihan kartu-prakerja ini akan menjadi kasus hukum sbgmn kasus BLBI, Bank Century, e-KTP..., meski ada Pasal 27 Perppu 1/2020 (UU 2/2020). Untuk kebaikan..., sy setuju soal ini kita ingatkan terus Pemerintahan @jokowi, Bro @yunartowijaya," tulis Arsul lewat akun Twitter terverifikasi @arsul_sani.

Yunarto juga merespon tanggapan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja yang meminta agar penyedia video pelatihan gratis untuk bergabung ke platform resmi di situs prakerja.go.id.

"Video klarifikasi ttg kartu prakerja dari PMO terkait dgn 8 digital platform cuma jadi instrumen antara & modul gratis yg dipersilahkan masuk makin menjustifikasi telah terjadi pemborosan oleh negara dengan skema sekarang yg ada... Miris," tambah Yunarto.

(Baca: Ada Situs Prakerja Tandingan, Begini Respon Manajemen Pelaksana)

Sebelumnya, publik dikejutkan dengan kehadiran situs prakerja tandingan yang beralamat di prakerja.org. Tak seperti situs prakerja.co.id milik pemerintah, prakerja.org menggratiskan video tutorialnya. Dengan begitu, tak perlu mengeluarkan biaya hingga Rp5,6 triliun untuk jual beli video tutorial.

Seperti diketahui, pemerintah mengganggarkan Rp20 triliun untuk program kartu prakerja bagi 5,6 juta orang. Masing-masing mendapatkan Rp3,5 juta. selama empat bulan. Namun, sebanyak Rp1 juta harus dipakai untuk membeli video tutorial di 8 platform online. Jual beli video tutorial inilah yang disebut sebagai pelatihan online meskipun tak ada mekanisme untuk memantau apakah seseorang sudah memahami materi yang dibeli.

"Miris sekali pada tatanan pelaksanaanya (Kartu Prakerja) adalah apa ukurannya? Kok uang saudara-saudara kita teman-teman kita yang sedang sulit karena di PHK, kok dipotong Rp 1 juta? Tanda kutip dipaksa mengeluarkan uang Rp 1 juta," ujar Andri W Kusuma, salah satu inisiator prakerja.org, seperti dilansir kumparan.com, Selasa (19 Mei 2020).

Menurut Andri, untuk kondisi saat ini, anggaran sebesar Rp 5,6 triliun hanya untuk pelatihan online adalah ongkos yang sangat mahal. Padahal, banyak orang yang lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pokok.

"Yang mereka butuhkan bagaimana bisa makan dan bertahan hidup. Orang makannya aja susah, disuruh pelatihan, itu secara populis hati nuraninya. Kemudian dari teknisnya kok bisa sih, edukasi diubah jadi bisnis jualan video gitu? Jangan dong, ini kan edukasi, idenya (sudah) bagus lho (padahal)," ujarnya.

Di situsnya disebutkan prakerja.org adalah bentuk kritik terhadap pemerintah terhadap program Kartu Prakerja.

Mereka juga membuat manifesto tertanggal 1 Mei 2020  yang menyebutkan,"pembelokan program pelatihan online berbasis Kartu Pra-Kerja menjadi program wajib untuk mendapatkan bantuan tunai di masa pandemi adalah contoh kebijakan salah arah."

Selain itu, ada lima poin yang menjadi keberatan mereka, yaitu:

1. Beragam pelatihan online yang ditawarkan secara berbayar melalui Kartu Prakerja hanya menguntungkan segelintir kelompok dalam situasi bencana. Karenanya kami menuntut pemerintah mengalihkan anggaran pelatihan online sebesar Rp5,6 triliun menjadi bantuan langsung tunai kepada kelompok masyarakat pekerja yang saat ini lebih membutuhkan.

2. Penyaluran dana tersebut layak diperiksa, karena dilakukan secara terbatas melalui penunjukan tanpa mekanisme tender terbuka.

3. Nilai ekonomis dari sebuah konten seharusnya ditentukan oleh mekanisme pasar, bukan dengan menjadikannya persyaratan untuk mendapatkan bantuan.

4. Dalam menghadapi pandemi, teknologi internet dan digital memungkinkan masyarakat tetap produktif dengan cara yang sangat murah. Karenanya kami berinisiatif membuat platform pelatihan online yang diberi nama Prakerja.org. Konten untuk platform tersebut diperoleh dari berbagai sumber gratis dan dari kontribusi berbagai pihak yang ingin berpartisipasi.

5. Kami juga mengajak semua pihak di Tanah Air bergabung dalam inisiatif ini atau turut membuat inisiatif serupa, untuk ikut memperbesar ruang harapan kepada siapapun yang menjadi korban dan terdampak oleh pandemi Covid-19.

Lantas, video apa saja yang disajikan di prakerja.org?

Ada 5 kategori video yang tersedia: wirausaha, pengembangan diri, bisnis dan keuangan, teknologi, dan bisnis digital.

Di kategori wirausaha, misalnya, ada video berjudul "Sharing Wirausaha - Sukses dari Kombinasi Rice Bowl dan Combi", "Sharing wirusaha - Hasilkan 6x UMR dari Hidroponik itu Mudah",  "Strategi Pemasaran Produk Makanan/Kuliner" dan banyak lagi.

Di kategori bisnis digital, video yang tersedia diantaranya:
- List Building - Cara Bisnis Online Bertahan di Saat Badai Corona
- Bongkar Rahasia Jago Jualan di WhatsApp
- Cara Jualan Online Cepat Laku! (Tips Bisnis Laris Manis).
- Step by Step Belajar Bisnis Online Bagi Pemula.
- Cara Sukses dan Kaya dari Bisnis Online Shop Reseller Modal Kecil.

Sebelumnya, pada 30 April 2020, pelaksana Kartu Prakerja mengumumkan video tutorial yang terjual sudah melewati Rp120 miliar. Tepatnya Rp120.733.587.547.

Berdasarkan data dari Manajamen Pelaksana Program Kartu Prakerja, video yang paling laris manis adalah di platform Skill Academy Ruangguru yang sudah terjual senilai Rp82,99 miliar (68,9 persen).

Lalu disusul Sisnaker sebesar Rp 13,14 miliar (10,9 persen), Pintaria Rp 6,89 miliar (5,7 persen), Tokopedia Rp 6,40 miliar (5,3 persen), Bukalapak Rp 4,79 miliar (4 persen), Sekolahmu Rp3,67 miliar (3 persen), Mau Belajar Apa  Rp 1,69 miliar (1,4 persen) dan Pijar Mahir sebesar Rp 0,9 miliar (0,7 persen).

"Dari total penerima prakerja gelombang 1 dan 2 dengan 456.265 peserta, sebanyak 231.975 peserta telah membeli pelatihan dengan total nilai tranksasi Rp 120.733.587.547 dan harga rata-rata per transaksi sebesar Rp520.370," papar Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja.

Nah, daripada membayar Rp520.370 per video yang sebenarnya disediakan gratis di platform lain, bukankah seharusnya total uang Rp5,6 triliun itu dibagikan sebagai Bansos Prakerja untuk masyarakat?

Jika itu dilakukan, maka akan ada tambahan 1,6 juta orang yang masing-masing mendapat Rp3,5 juta.[]