Amankah Telekonferensi Video? Pakar: Selama Di-update Tak Jadi Masalah
Jakarta, Cyberthreat.id – Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), marak penggunaan aplikasi telekonferensi video. Namun, masih ada kekhawatiran dari masyarakat menggunakan platform telekonferensi video tertentu karena dianggap tidak aman.
Pakar keamanan siber Budi Rahardjo mengatakan, soal keamanan dan privasi, selain bergantung pada platform itu sendiri, juga karena faktor pengguna.
”Kalau ditanya apakah platform ini secure, pernah ada masalah atau enggak, ya kalau kita update umumnya tidak ada masalah dari platform,” kata Dosen TI Institut Teknologi Bandung tersebut dalam diskusi virtual bersama Biznet Gio Cloud pada Selasa (19 Mei 2020).
Yang lebih utama sebetulnya, kata Budi, terletak pada pengguna platform. Harus ada edukasi yang tepat agar pengguna juga memahami seluk-beluk keamanan dari platform. “Istilahnya menerapkan risiko analisis,” kata dia.
Menurut dia, selama pembicaraan di ruang telekonferensi video tidak kategori rahasia, pengamanan yang dilakukan bersifat secukupnya.
“Eggak perlu terlalu panik. Kayak kita ngobrol-ngobrol begini [di YouTube], enggak ada rahasia-rahasiaan, enggak perlu takut ya,” ujar Budi.
Memang diakuinya untuk mengedukasi pengguna tidaklah mudah dan butuh proses panjang. Akan tetapi, ia yakin dengan edukasi terus-menerus, pengguna pasti akan paham karena telah terbiasa dengan dunia siber.
“Kalau sekarang mulai takut, wajarlah karena yang tadinya jarang pakai komputer, tiba-tiba dipaksa harus pakai komputer, ya mungkin takut,” kata dia.
Ia kemudian memberi contoh ketika mesin ATM pertama kali dikenalkan ke publik, butuh waktu setahun pengguna merasa aman dan nyaman memakainya.
Untuk itu, kata Budi, memang harus ada edukasi yang menyeluruh, tak sekadar pendidikan seminar, tapi dalam bentuk film, buku cerita, novel, dan lain-lain tentang keamanan siber. “Misalnya cerita tentang kenapa kita harus logout ketika memakai komputer,” tutur dia.[]
Redaktur: Andi Nugroho