Fraud Ring Nigeria Curi Jutaan Dolar Dana Tunjangan Pengangguran AS

Ilustrasi

Cyberthreat.id - Kelompok penjahat Fraud Ring asal Nigeria dilaporkan telah mencuri jutaan dolar dari dana tunjangan pengangguran Amerika Serikat (AS) yang terdampak Covid-19. Fraud Ring merupakan organisasi yang kegiatannya menipu orang. Kelompok ini terlibat dalam pemalsuan, pengajuan klaim palsu, pencurian identitas, penipuan cek atau mata uang palsu.

Skema pencurian yang kompleks ini memanfaatkan data identitas warga yang dicuri. Data tersebut berupa nomor jaminan sosial yang ditujukan untuk mengajukan klaim palsu atas nama pekerja.

Sebelumnya, The Seattle Times melaporkan aktivitas kriminal ini sempat menghentikan pembayaran tunjangan pengangguran selama dua hari. Para pejabat setempat menemukan lebih dari $ 1,6 juta klaim palsu yang dilakukan antara Maret dan April.

Pada Kamis pekan lalu Pemerintah AS melaporkan hampir tiga juta orang mengajukan klaim pengangguran. Selama dua bulan terakhir, total orang yang mengajukan tunjangan pengangguran lebih dari 36 juta.

Departemen Keuangan AS mengatakan program pengangguran membuat negara merogoh kocek sebesar $ 48 miliar selama bulan April saja. Negara bagian yang menjadi target utama adalah Washington. Meskipun ada laporan serangan Fraud Ring terjadi enam negara bagian seperti Florida, Massachusetts, North Carolina, Oklahoma, Rhode Island dan Wyoming.

Agen Secret Service AS, Roy Dotson, mengatakan penyelidik masih berusaha untuk mengkonfirmasi siapa yang berada di balik serangan dan di mana tepatnya lokasi kelompok ini beroperasi.

"Kami secara aktif menjalankan setiap petunjuk yang kami dapatkan," kata Dotson dilansir New York Post, Minggu (17 Mei 2020).

Para penyelidik mengkhawatirkan penyerang telah mengumpulkan ratusan informasi identifikasi pribadi (PII) untuk dapat melakukan serangan yang lebih luas pada sistem pekerja dan pengangguran negara.

"Diasumsikan Fraud Ring dibalik serangan ini memiliki database Personal Identification Information (PII) untuk mengirimkan informasi aplikasi," ujarnya.

Jaringan Perantara

Laporan KrebsOnSecurity meyakini adanya jaringan perantara di AS yang kemungkinan terlibat sebagai penghubung untuk operasi yang diistilahkan sebagai "Bagal". Bagal merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang bersedia atau tidak sadar yang direkrut untuk membantu mencuci hasil transaksi keuangan ilegal atau curang.

"Di Washington, orang-orang yang berada di luar negara bagian menerima dana bantuan ACH dari Program Tunjangan Pengangguran. Semuanya dengan nama individu yang berbeda tanpa koneksi ke pemegang akun," tulis KrebsOnSecurity.

Dalam skema tersebut, scammers biasanya merekrut orang tertentu. Misalnya orang-orang yang menjadi korban penipuan romansa online; orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan mencari pekerjaan lain selama masa Covid-19.

Mereka, para korban ini, akan menerima setoran langsung dari transaksi curang kemudian meneruskan transaksi dana gelap itu kepada pelaku.

Seorang penyelidik federal yang menangani penipuan mengatakan, banyak negara bagian tidak memiliki cukup kontrol untuk mendeteksi pola seperti ini. Negara bagian itu, kata dia, kesulitan menyaring adanya skema penipuan terkait dan kecurangan tunjangan pengangguran.

"Di beberapa negara bagian, penjahat ini hanya perlu mengirimkan nama seseorang, nomor Jaminan Sosial dan informasi dasar lainnya agar klaim mereka diproses." []

Redaktur: Arif Rahman