KLiKS BSSN: Jangan Berlebihan Pakai Internet, Memperburuk Kesehatan

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Jakarta, Cyberthreat.id – Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) menyebabkan masyarakat dituntut untuk bekerja dan melakukan aktivitas lain di rumah.

Internet menjadi salah satu pelarian orang-orang selama bekerja dan belajar jarak jauh. Akses internet di masa pandemi ini memang mengalami lonjakan drastis dibanding sebelumnya.

Di akun Instagram-nya, Kampanye Literasi Keamanan Siber (KLiKS) Badan Siber dan Sandi Negara mengingatkan untuk jangan berlebihan menggunakan internet karena bisa berdampak jelak bagi kesehatan tubuh.

Dalam kampanyenya, BSSN membagi tiga topik terkait dengan penggunaan internet yang berefek buruk, sebagai berikut

Dampak berpikir negatif dari gosip, membaca dan menyebarkan berita hoaks serta ujaran kebencian

Memanfaatkan internet untuk hal-hal seperti membaca gosip, hoaks, atau menyebarkan ujaran kebencian membuat Anda bisa menjadi bepikir negatif. Beberapa dampak dari berpikir negatif bagi kesehatan antara lain:

  • Stres. Banyaknya hormon stres dalam tubuh dapat mengganggu keseimbangan hormon di otak. Hal ini memicu gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan bipolar, dan gangguan kecemasan.
  • Hipertensi. Berpikir negatif dan emosi dapat memicu stres kronis yang dapat memicu ritme jantung tak menentu. Hal ini bisa membuat aliran darah tertekan sehingga memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi serta turut menambah risiko penyakit jantung.
  • Obesitas. Orang yang terbiasa mengisi pikirannya dengan hal-hal negatif dan pesimis cenderung mengabaikan kesehatan mereka. Seperti tidak memperhatikan asupan makanan dan olahraga rutin. Kebiasaan ini bisa membuat berat badan mereka meningkat.
  • Masalah penceranaan. Berpikir negatif terkait dengan banyak gangguan pencernaan seperti asam lambung, sakit perut, dan gangguan pencernaan lainnya. Pikiran negatif memicu stres yang menyebabkan produksi asam di perut meningkat akibat ketidakseimbangan bahan kimia di otak.
  • Impotensi. Berpikir negatif membuat hormon di otak tidak seimbang. Hal ini turut berpengaruh terhadap gangguan seksual yakni impotensi, disfungsi ereksi, maupun hilangnya libido pada wanita.

Dampak bermain game, YouTube, dan film online

Bermain game, menonton YouTube, dan film online secara berlebihan dapat mengubah fungsi dan struktur saraf otak yang berkaitan dengan perasaan senang, mempengaruhi perilaku, fungsi otak menurun (memori otak), fokus berkurang, mood terganggu, motivasi, dan lambat berfikir (maksimal 2 jam, hindari main game di waktu jam tidur).

Berdasarkan penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa kecanduan di dunia maya dalam hal ini bermain game dikategorikan sebagai salah satu gangguan jiwa baru yang dapat memiliki dampak yang sama dengan kecanduan alkohol dan obat-obat terlarang, yang disebut gaming disorder.

Menurut Halodoc, dampak bagi kesehatan fisik dan psikologis dari kebanyakan atau kecanduan bermain game yaitu kesehatan mata terganggu, gangguan motorik,nyeri sendi, menurunkan tingkat konsentrasi, kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, masalah komunikasi, dan menjadi lebih agresif.

Sedangkan, kebanyakan menonton YouTube dan film online, menurut penelitian University of California, Irvine Research (UCI), memungkinkan terkena paparan radiasi ponsel yang akan berpengaruh pada emosi.

Dampak nonton film porno

Kerusakan bagian otak yang disebabkan oleh menonton film porno dapat mempengaruhi seseorang mudah bosan, merasa sendiri, marah, tertekan, lelah dan mengakibatkan penurunan prestasi akademik, kemampuan belajar, lambat mengambil keputusan serta juga mempengaruhi kesehatan reproduksi.

Mengacu dari buku Parenting untuk Pornografi di Internet keluaran 2010, kecanduan pornografi dapat membuat otak bagian tengah depan (ventral tegmental area) mengecil atau menyusut.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) RI juga menjelaskan bgaian depan otak atau prefontal cortex (PFC) akan rusak dan mengecil jika kecanduan pornografi. PFC ini adalah bagian otak yang istimewa yang mana merupakan pembeda antara perilaku manusia dengan binatang.

Yang sangat mengejutkan adalah efek kerusakan otak yang disebabkan oleh menonton film porno lebih membahayakan dibandingkan dengan pengguna obat-obatan terlarang seperti kokain dan metaphetamine.

Adiksi pornografi akan merusak lima bagian otak sekaligus, yaitu Orbitofrontal Midfrontal, Insula Hippocampus Tempral, Patumencingalute, Nucleus accumbens, dan Cerebelum.[]

Redaktur: Andi Nugroho