Pasca Covid-19, Robotik Bakal Semakin Marak

Ilustrasi

Cyberthreat.id - Para analis mengatakan wabah virus Corona atau Covid-19 bakal mempercepat proses di mana robot akan menggantikan manusia dalam pekerjaan. Robot juga diprediksi bakal mengintegrasikan banyak pekerjaan manusia dalam beberapa dekade mendatang.

"Orang-orang biasanya mengatakan mereka ingin elemen manusia dalam interaksi mereka tetapi Covid-19 telah mengubah itu," kata seorang futuris Martin Ford dilansir BBC, Minggu (19 April 2020).

Covid-19 membuat manusia mulai mengharapkan robot menjadi penggantinya serta menjalankan otomatisasi secara masif. Covid-19 juga mengubah preferensi konsumen dan benar-benar membuka peluang baru untuk otomatisasi.

Perusahaan besar dan kecil akan memperluas cara menggunakan robot untuk meningkatkan jarak sosial (physical distancing) serta mengurangi jumlah staf yang harus secara fisik mulai bekerja. Robot juga digunakan untuk melakukan peran yang tidak bisa dilakukan pekerja di rumah.

Covid-19 membuat robot bisa menjadi staf medis. Dan ini sudah diterapkan di rumah sakit. Reuters bulan lalu menuliskan robot bernama Tommy yang membantu para dokter dan perawat yang merawat para pasien Covid-19 di rumah sakit Circolo di Varese, Italia. Tommy digunakan untuk membatasi kontak langsung antara dokter dan perawat dengan pasien, sehingga mengurangi risiko infeksi.

Walmart, jaringan departement store terbesar di Amerika Serikat, telah menggunakan robot untuk menggosok lantainya. Korea Selatan juga punya robot yang telah digunakan untuk mengukur suhu dan mendistribusikan hand sanitizer. 

Perusahaan yang membuat produk pembersih dan hand sanitizer mengalami peningkatan permintaan. Seperti UVD Robots, pembuat robot desinfeksi ultraviolet-cahaya Denmark, mengirim ratusan mesinnya ke rumah sakit di China dan Eropa. Tak hanya itu, toko-toko dan restoran juga menawarkan takeaway atau bawa pulang juga menggunakan mesin itu.

Para ahli mengatakan, pasca Covid-19, ketika semakin banyak bisnis yang dibuka kembali, maka adopsi lebih lanjut dari teknologi robotik bakal semakin banyak. Mungkin saja nanti ada robot yang membersihkan sekolah atau perkantoran.

"Pelanggan sekarang lebih peduli tentang keselamatan mereka dan kesehatan pekerja," kata Blake Morgan, penulis The Customer of the Future.

AI adalah Manusia

Restoran cepat saji McDonald’s menguji robot sebagai koki dan server. Di gudang yang dioperasikan Amazon dan Walmart, robot sudah digunakan untuk meningkatkan efisiensi. Covid-19 membuat kedua perusahaan ingin meningkatkan robot untuk penyortiran, pengiriman, dan pengemasan.

Menurut futuris Martin Ford kepada BBC, menggunakan robot pasca pandemi Covid-19 dipresentasikan akan menghadirkan beberapa keunggulan pemasaran.

"Orang akan lebih suka pergi ke tempat yang memiliki lebih sedikit pekerja dan lebih banyak mesin karena dapat menurunkan risiko secara keseluruhan," ujarnya.

Jawaban dari semua ini adalah perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang saat ini sudah banyak yang menggantikan seseorang yang diperlukan untuk menawarkan pelajaran atau pedoman. Kini, AI sudah dikembangkan untuk dapat menggantikan tutorial sekolah, pelatih kebugaran, dan penasihat keuangan. 

Perusahaan teknologi raksasa terus memperluas penggunaan AI seperti Facebook dan Google yang mengandalkan AI untuk menghapus lebih banyak posting yang tidak pantas untuk menggantikan karena peran manusia dalam meninjau konten atau postingan.

Sebuah laporan yang diterbitkan tahun 2017 konsultan global McKinsey memperkirakan sepertiga pekerja di AS akan digantikan oleh otomatisasi dan robot pada tahun 2030. Tetapi peristiwa seperti pandemi memiliki potensi untuk mengubah semua jadwal dan waktu kapan terjadinya. Para ahli mengatakan itu sepenuhnya tergantung pada manusia untuk memutuskan apa yang mereka inginkan untuk mengintegrasikan teknologi ini di dunia. []

Redaktur: Arif Rahman