Laporan Insiden di Malaysia Naik 82 Persen Sejak Covid-19
Cyberthreat.id - Malaysia mencatat 838 insiden keamanan siber yang dilaporkan ke CyberSecurity Malaysia sejak pandemi Covid-19. Serangan itu dihitung mulai tanggal 18 Maret hingga 7 April yang semakin membuktikan peningkatan akses internet serta fenomena bekerja di rumah sebagai lahan baru bagi penjahat siber beraksi dan bertransformasi.
"Tentu saja para hacker juga bekerja memanfaatkan momentum Covid-19," kata Kepala Eksekutif CyberSecurity Malaysia, Datuk Amirudin Abdul Wahab dilansir The Star, Minggu (12 April 2020).
CyberSecurity Malaysia, badan pemerintah yang dibentuk khusus untuk menangani sektor keamanan siber, menyatakan 18 persen dari total kasus yang dilaporkan atau sekitar 152 kasus, mencakup ancaman siber seperti kebocoran data dan serangan Distributed Denial of Services (DDoS) yang menargetkan bisnis lokal.
Sisanya sebanyak 82 persen dari total kasus melibatkan serangan individu seperti serangan phishing menggunakan email dan SMS bertajuk Covid-19.
Jika dibandingkan dengan insiden pada tahun lalu dengan periode waktu yang sama, jumlah insiden yang dilaporkan tahun ini melonjak tajam. Tahun lalu CyberSecurity Malaysia hanya mendapatkan 459 kasus pada periode yang sama.
"Insiden baru-baru ini disebabkan oleh peningkatan penggunaan teknologi dalam beberapa waktu terakhir yang terjadi serentak. Banyak yang menggunakan internet, platform media sosial, aplikasi pertemuan (video) online baik untuk pendidikan, kegiatan bisnis dan sebagainya."
Menurut Amirudin, para penjahat dunia maya sangat cepat dalam menemukan peluang untuk mendapatkan keuntungan, terutama ketika sebagian besar pengguna khawatir dan ketakutan dengan wabah yang sedang berlangsung ini.
"Mereka yang diharuskan menggunakan internet untuk bertugas dan bekerja sangat rentan terhadap serangan siber. Dan jumlah orang ini meningkat signifikan dalam waktu singkat."
“Ini termasuk email Phishing bertema Covid-19 untuk menjebak audiensnya, serangan malware seperti ransomware dan berita palsu melalui berbagai sumber seperti email, situs web yang diretas dan banyak lainnya,” ujar dia.
Amirudin mengatakan tim IT harus ekstra waspada dan secara proaktif memeriksa keamanan jaringan pada suatu perusahaan. Sebaliknya untuk individu disarankan menggunakan antivirus dan lebih berhati-hati terhadap tautan terkait Covid-19.
CyberSecurity Malaysia melalui Tim Tanggap Darurat Komputer Malaysia (MyCERT) telah lebih dahulu menerbitkan pedoman keamanan untuk bekerja dari rumah maupun saat menggunakan aplikasi telekonferensi video dalam menghadapi Covid-19. []
Redaktur: Arif Rahman