Demi Pencarian di Google, North Face Retas Wikipedia
Alameda, Cyberthreat.id – Apa pun dilakukan perusahaan demi produknya dikenal luas. Dan, itu dilakukan oleh The North Face.
Perusahaan spesialis peralatan pendakian dan pakaian asal Alameda, California, Amerika Serikat meretas atau lebih tepatnya memanipulasi foto-foto yang ditampilkan Wikipedia demi tujuan komersial.
Awalnya, The North Face membuat sebuah video iklan. Dalam iklan yang dibuat oleh Leo Burnet Tailor Made, agensi iklan asal Brasil, dan disebarkan oleh Advertising Age–sebuah situs berita pemasaran dan media itu, The North Face menjelaskan bahwa apa yang dilakukan tersebut gratis dan bentuk kolaborasi dengan Wikipedia.
Alasan The North Face membuat video itu karena seseorang sebelum melakukan perjalanan lebih dulu mencari lokasi-lokasi tujuan di Google. Dari pencarian itu, gambar yang ditampilkan di Wikipedia menjadi rujukan pertama seseorang.
“Kami meretas hasil untuk mencapai salah satu tempat paling sulit: puncak mesin pencari terbesar di dunia,” kata The North Face dalam video itu. Perusahaan juga membanggakan diri bahwa hal itu belum pernah dilakukan sebelumnya.
Agensi iklan itu mengeksploitasi foto-foto (ada 15 foto lokasi terkenal), di antaranya Guarita State Park di Brasil, mercusuar Mampituba, Semenanjung Cabo di California, dan Huayna Picchu di Peru.
Selanjutnya, foto-foto itu ditambahi dengan model yang memakai peralatan The North Face seperti ransel, peralatan hiking, dan tenda.
Di sinilah, letak masalahnya.
Video iklan itu justru menjadi bumerang dan bulan-bulanan di media sosial. Pada Rabu (29/5/2010), Yayasan Wikimedia, lembaga yang menaungi Wikipedia, membantah telah berkolaborasi dalam proyek itu. “Apa yang mereka lakukan mirip dengan merusak properti publik,” kata Wikimedia seperti dikutip BBC, yang diakses Minggu (2/5/2019).
Wikimedia pun langsung meresponsnya dengan menghapus atau memotong gambar yang terdapat merek The North Face.
“Menambahkan konten yang semata-mata untuk promosi komersial bertentangan langsung dengan kebijakan, tujuan, dan misi Wikipedia untuk memberikan pengetahuan yang netral dan berbasis fakta kepada dunia,” kata Wikimedia.
Lantaran hal itu, Rabu malamnya, The North Face meminta maaf. “Kami sangat percaya pada misi @Wikipedia dan meminta maaf karena terlibat dalam kegiatan yang tidak konsisten dengan prinsip-prinsip itu,” tulis The North Face di Twitter seperti dikutip dari The New York Times. Perusahaan pun menyatakan akan mengakhiri kampanye iklan tersebut.
Kontroversi ini, tulis NYT, adalah contoh terbaru bagaimana informasi menyusup ke ruang digital, dengan potensi untuk mempengaruhi persepsi publik terhadap perusahaan, tokoh publik, dan sebuah peristiwa. Ini menjadi lebih berisiko karena publik mengonsumsi disinformasi yang dipengaruhi oleh iklan komersial yang ditargetkan kepada konsumen.
Dalam percakapan di dunia maya, ada yang menyebut The North Face sengaja melakukan hal itu sebagai gimik dan untuk tujuan viral di medsos. Namun, Americus Reed, profesor pemasaran dari University of Pennsylvania menyebut strategi periklanan itu “sangat salah arah.”
“Mereka benar-benar sangat buruk, melanggar hampir semua prinsip yang dapat Anda pikirkan sehubungan dengan mempertahankan kepercayaan konsumen,” kata dia. Ia menilai perusahaan telah kehilangan sasaran karena terlalu fokus pada merek ketimbang mempromosikan misinya.