Indonesia Baru Kembangkan AI untuk Mendeteksi Corona

Ilustrasi

Jakarta, Cyberthreat.id - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Gugus Tugas (Task Force) Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19) sedang mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk sistem deteksi virus Corona.

Penerapan AI untuk pendeteksian ini akan dilakukan oleh TFRIC19 melalui Sub-tim AI. Tim ini akan memanfaatkan seluruh data sampel computed tomography scan (CT-Scan) dan X-Ray terkait virus Corona dengan mendayagunakan AI dengan model Machine Learning dan Deep Learning. AI tersebut saat ini sedang dalam tahap awal pengembangan.

"Untuk Machine Learning pengolahan awal data citra paru-paru dan segmentasi untuk kebutuhan ekstraksi ciri sedang dikonsultasikan dengan Radiolog," demikian keterangan Task Force Riset dan Inovasi Covid-19 dalam siaran pers kepada Cyberthreat.id, Jakarta, Kamis (9 April 2020).

Untuk model Deep Learning juga masih dalam proses awal pengembangan yang "dimulai dengan mengumpulkan data dari citra luar negeri".

Sebelumnya, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan data CT Scan dan X-Ray yang digunakan itu adalah data yang tersedia baik lokal maupun global.

"Belum semua pasien positif Corona di Indonesia punya data CT Scan. (Untuk yang global) tersedia dari China, Amerika dan lain-lain," kata dia saat dihubungi Cyberthreat.id, Kamis (26 Maret 2020).

Ketersediaan Data

Seperti diketahui, salah satu permasalahan terbesar dalam pengembangan AI adalah ketersediaan data, dalam hal ini data CT Scan dan X-Ray terhadap pasien positif Covid-19. Untuk menjawab permasalahan itu, tim Task Force BPPT membuat platform data mining (penambangan data).

"Platform data mining adalah sistem untuk menerima data CT Scan dan X-Ray serta data-data klinis yang lain. Itu akan selesai dalam 2-3 hari ini. Tetapi, pengumpulan dataset citra X-Ray dan CT Scan sudah dimulai secara terbatas," jelas tim tersebut.

Ada pun, Decision Support System berbasis AI untuk kerentanan dan epidemiologi terkait virus Corona juga sedang dikembangkan. Decision Support System adalah sistem pendukung keputusan sebuah sistem yang memanfaatkan AI secara ekstensif.

"Decision Support System sedang dalam proses pengembangan, yaitu Kerentanan dan Epidemiologi."

Dengan permasalahan yang dihadapi maupun pengembangan yang telah dimulai pada bulan April 2020, tim Task Force menargetkan teknologi AI untuk mendeteksi Covid-19 ini dapat selesai dalam tiga bulan ke depan.

"Estimasinya, deployment (penyebaran) menyeluruh versi 1.0 akan diluncurkan pada bulan Juli. Sementara, untuk Decision Support System berbasis AI untuk kerentanan dan Epidemiologi diharapkan dapat di deploy pada bulan Juni," kata tim tersebut.

Sementara itu, Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja mengapresiasi langkah sigap pemerintah dalam mengembangkan solusi teknologi menghadapi pandemi Covid-19. Sebelumnya, Kementerian Kominfo juga telah mengembangkan aplikasi Peduli Lindungi dan aplikasi video konferensi mirip Zoom agar dapat digunakan masyarakat Indonesia.

"Saya berharap ini tidak memanfaatkan momentum saja, tapi ada tindak lanjut ke depan. Jangan kabar ini tiba-tiba hilang begitu pandemi Corona usai," ujarnya. []

Redaktur: Arif Rahman