Pakar: Gede Bandwidth Enggak Jamin Internet Cepat
Jakarta, Cyberthreat.id - Advisor Indonesia Digital Economy Empowerment Community, Mochamad James Falahuddin, mengatakan penambahan bandwidth saja tidak cukup untuk memastikan koneksi internet lancar selama masyarakat bekerja dan belajar dari rumah (work from home/WFH).
"Tetapi, juga harus dilakukan peningkatan terkait dengan bandwidth manajemen, routing manajemen, dan lainnya, termasuk maintenance networks elemennya," kata James saat dihubungi Cyberthreat.id, Jakarta, Rabu (8 April 2020).
Menurut James, maintenance network element, seperti access point, switch hub, router operator dan seterusnya akan mempengaruhi latency network yang berakibat pada kelancaran pengguna dalam berinternet.
Latency network (jaringan) dapat diartikan sebagai jeda waktu yang dibutuhkan dalam pengantaran paket data dari pengirim ke penerima.
Latency network juga diukur dalam bentuk waktu yaitu miliseconds (ms). Misalnya, pengguna salah satu operator telekomunikasi memiliki latency 30 ms, maka untuk mengirim pesan, jaringan itu membutuhkan waktu selama 24 miliseconds dari pengirim ke penerima pesan.
"Semakin tinggi latency maka akan semakin lemot akses internetnya," kata dia.
Cara sederhana untuk mengetahui latency network yaitu dengan melakukan yang biasa dikenal command 'ping' dari operating system (OS) terminal yang digunakan. Namun, untuk melakukan pengecekan latency network lebih lanjut dapat melakukan fungsi "Trace Route" di OS yang digunakan.
Contohnya, pada OS Windows, pengguna dapat membuka Windows Command Prompt (cmd.exe), lalu ketik tracert (spasi) domain tujuan atau IP Address yang ingin dicek. Latency network ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia, terutama di tengah krisis Covid-19 yang mengharuskan masyarakat Work From Home.
"Gedein bandwidth saja tidak otomatis bikin akses (internet) jadi kencang."
Apalagi masyarakat yang bekerja dan belajar secara online ikut mempengaruhi latency network.
"Otomatis beban jadi semakin tinggi dan semakin banyak yang rebutan untuk mengirim data di jaringan. Efeknya bisa semakin lama paket data sampai ke tujuan (latency semakin tinggi)," ungkap James.
Kominfo Bicara Bandwidth
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, mengatakan pemerintah akan memastikan ketersediaan Bandwidth dari operator seluler. Johnny menilai ketersediaan yang ada saat ini masih cukup di tengah pandemi Covid-19 termasuk untuk menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Hingga kini Pemerintah belum memikirkan untuk menambah ketersediaan Broadband atau jangkauan frekuensi di Indonesia. Meski demikian, pemerintah tetap meminta seluruh operator untuk tetap menjaga kualitas jaringan di tengah krisis yang sedang bergulir ini.
"Kami juga bersama operator seluler memastikan terjaganya bandwidth yang cukup hingga saat ini. Kita belum ada kenaikan yang terlalu luar biasa, masih di dalam kendali dan kapasitas broadband yang tersedia," kata Menkominfo Johnny dalam siaran pers, Rabu (8 April 2020).
Kominfo sekaligus memprediksi terjadinya kenaikan trafik seluler saat hari raya Idul Fitri yang telah diperkuat oleh fenomena global work from home (WFH) dan anjuran physical distancing melawan pandemi Covid-19.
Menurut Johnny, kenaikan traffic selular atau lalu lintas data saat lebaran bakal mencapai 40 persen.
"Kami juga saat ini sedang bekerja bersama-sama dengan operator seluler untuk mengantisipasi pada saat kenaikan trafik yang besar di hari bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri nanti kemungkinan kenaikan trafik antara 30 sampai 40 persen," ujarnya.
Dalam rapat virtual dengan Komisi I DPR RI, Selasa (7 April 2020), Kemenkominfo menyatakan peningkatan arus lalu lintas selama periode bekerja di rumah (WFH) masih berada dalam kapasitas penyedia operator seluler.
Adapun peningkatan selama periode ini terjadi kenaikan lima hingga sepuluh persen dan itu pun jauh dari kenaikan lalu lintas data pada saat lebaran tahun 2019 yang mencapai 20 hingga 30 persen.