Tips Keamanan Menggunakan Aplikasi Video Konferensi
Cyberthreat.id - Aplikasi telekonferensi video seperti Zoom, Microsoft Teams, WebEx dan Google Hangouts menjadi populer digunakan di tengah pandemi Corona (Covid-19) berlangsung. WebEx misalnya mencatat rekor digunakan oleh 324 juta pengguna selama Maret 2020.
Kajian perusahaan antiVirus dan layanan cybersecurity Kaspersky mengungkapkan, pelaku kejahatan siber terus mencoba mencari peluang dari maraknya penggunaan aplikasi telekonferensi lalu melakukan tindakan kejahatan.
"Pelaku kejahatan siber mengetahui tren ini dan mereka bisa memanfaatkan, mengeksploitasi, dan menyusup melalui entri atau pintu masuk yang berbeda," kata Yeo Siang Tong, General Manager Kaspersky Asia Tenggara, Senin (6 April 2020).
Penelusuran Kaspersky menyatakan para penjahat siber dapat menyusup melalui jaringan Wi-Fi yang tidak aman, jaringan tanpa enkripsi, password yang lemah, dan izin aplikasi yang diabaikan. Hal itu memungkinkan peretas untuk melakukan tindakan kejahatan, seperti mencuri kredensial pengguna ataupun menyebarkan suatu malware.
Peneliti Kaspersky melakukan kajian yang kemudian menyarankan perusahaan/organisasi untuk melakukan beberapa hal terkait keamanan video konferensi:
1. Lakukan penilaian (assessment) fitur keamanan pada platform yang akan digunakan.
2. Pastikan aplikasi yang digunakan telah diperbarui.
3. Baca dan atur izin dengan seksama, baik selama konferensi maupun dalam penyimpanan rekaman konferensi.
4. Untuk otentikasi pengguna, gunakan sistem masuk tunggal (SSO/Sigle Sign On) sehingga tim IT dapat melacak dan memverifikasi kredensial.
5. Buat kebijakan konferensi video yang dapat menetapkan harapan serta batasan di antara semua pesertanya.
6. Enkripsi dan amankan jaringan yang digunakan dengan ketat.
Yeo Siang Tong mengatakan departemen IT secara global menghadapi tantangan jaringan terbesar saat ini. Terlihat dari masifnya karyawan/staf yang terkoneksi secara jarak jauh dengan jaringan perusahaan sehingga menjadi tantangan serta evaluasi pada infrastruktur keamanan dan IT yang sudah genting sebelumnya.
"Namun yang terjadi, masih banyak organisasi belum siap menghadapi karyawannya bekerja dari rumah dan menyebabkan mereka harus menghadapi tantangannya secara real-time dalam keadaan luar biasa ini."
"Sementara organisasi lainnya menganggap ini adalah hal biasa dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk memeriksa ulang keamanan pada sistem akses jarak jauh perusahaan."
Kabar baiknya adalah terdapat langkah sederhana yang bisa diambil atau dilakukan untuk melindungi jaringan dan mengurangi risiko ancaman siber terkait konektivitas jarak jauh.
Para ahli Kaspersky merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyediakan VPN bagi para staf agar terhubung dengan aman ke jaringan perusahaan.
2. Seluruh perangkat perusahaan, termasuk ponsel dan laptop harus dilindungi dengan perangkat lunak keamanan yang sesuai.
3. Selalu terapkan pembaruan terbaru untuk sistem operasi dan aplikasi yang digunakan.
4. Batasi hak akses seseorang yang terhubung ke jaringan perusahaan.
5. Pastikan bahwa karyawan menyadari bahaya menanggapi pesan dari sumber yang tidak dikenal.[]
Redaktur: Arif Rahman