Algoritma Bukalapak Lawan Anomali Penjualan Terkait Covid-19

Ilustrasi

Jakarta, Cyberthreat.id - Bukalapak mengembangkan algoritma khusus untuk mendeteksi penjualan anomali terkait pandemi Covid-19. Ditengah berlangsungnya pandemi virus Corona dan kondisi darurat nasional, banyak oknum yang muncul mengambil keuntungan.

Seperti diketahui, produk kesehatan dan sanitasi merupakan produk yang paling banyak dicari masyarakat saat ini. Produk seperti masker, hand sanitizer, dan banyak produk lainnya sangat dibutuhkan sehingga permintaan melonjak drastis. Nilainya pun sangat besar.

CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin, mengatakan sudah memprediksi kondisi tersebut sehingga sejak awal mereka telah menyiapkan tindakan tegas bagi pelapak yang memanfaatkan situasi dengan menaikan harga seenaknya.

"Kami secara aktif dan tegas telah menindak pelapak yang memanfaatkan situasi pandemi ini untuk meraup keuntungan yang tidak wajar," kata CEO Rachmat Kaimuddin kepada Cyberthreat.id, Rabu (1 April 2020).

Secara teknis, kata Rachmat, sistem di Bukalapak sudah beradaptasi untuk mengantisipasi perilaku anomali. Termasuk mendeteksi pelapak yang menjual alat-alat kesehatan dengan harga yang tidak normal. Tim Bukalapak juga mengembangkan algoritma khusus yang diharapkan efektif selama masa pandemi Covid-19.

"Secara otomatis, algoritma sistem kami telah diadaptasi untuk dapat mendeteksinya. Kami juga memanfaatkan algoritma yang tujuannya untuk menindak barang-barang yang tidak sesuai ketentuan, termasuk pelapak yang menjual barang-barang yang tidak punya izin edar," ungkap Rachmat.

Kolaborasi BPOM

Untuk melaksanakan semua kebijakan tersebut, Bukalapak memiliki tim khusus yang tugasnya memantau dan memonitor transaksi di platformnya. Ada juga fitur "Laporkan" yang dapat digunakan pengguna untuk melaporkan pelapak yang menjual produk-produk kesehatan dengan harga yang tidak wajar.

Tim khusus juga berkolaborasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam menangani permasalahan spesifik seperti misalnya izin edar dan informasi mengenai barang-barang kesehatan.

"Tim ini bekerjasama dengan BPOM untuk men-takedown barang-barang kesehatan yang tidak memiliki izin edar serta mencantumkan klaim berlebihan dengan memanfaatkan pandemi virus corona," ujarnya.

Sejauh ini, algoritma yang dikembangkan Bukalapak telah menutup ribuan akun pelapak yang berupaya curang memanfaatkan isu Corona.

"Jumlah akun pelapak yang sudah ditutup itu sekitar ribuan," kata dia.

Donasi Covid-19

Berbagai platform digital ikut membantu pemerintah guna meminimalisir dampak dari pandemi Covid-19. Bentuk bantuannya itu beragam, salah satunya mengajak para pengguna platform digital untuk berdonasi melawan Covid-19.

Platform online travel agency (OTA), Tiket.com mengkampanyekan "Berbagi Sehat" dimana pelanggan diajak untuk ikut serta melakukan tindakan nyata yang bermanfaat. Pengguna dapat menukarkan TIX Point yang mereka punya dalam jumlah tertentu kemudian disalurkan untuk pembelian APD bagi para tenaga medis di Indonesia.

Muhammad Anugraha Arisha, Campaign Manager Tiket.com, mengatakan gerakan ini sekaligus sebagai upaya dukungan terhadap rekan medis yang berada di garda terdepan melawan pandemi CoronaVirus.

"Kita ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk dedikasi dan perjuangan tanpa henti dari para tenaga medis terutama, rekan-rekan dokter, perawat dan petugas medis dalam menangani pasien yang terinfeksi," kata dia.

Platform e-commerce Blibli meluncurkan inisiatif "Donasi Peduli Covid-19" berkolaborasi dengan lembaga crowd funding atau penggalang dana KitaBisa dan BenihBaik. Pengguna dapat melakukan donasi dengan dua cara yaitu melalui penukaran poin Blibli Rewards dan pembelian voucher khusus.

"Keseluruhan donasi yang dikumpulkan akan disalurkan sepenuhnya untuk KitaBisa dan BenihBaik untuk pengadaan APD, penyediaan produk sanitasi, seperti antiseptik dan seterusnya bagi mereka yang berada di garda terdepan lawan Covid-19," tulis Blibli dalam keterangannya.

Dompet digital DANA menghadirkan "Siap Siaga Covid-19", mini program dalam aplikasi DANA. Pengguna DANA berdonasi melalui platform DANA kepada para pihak yang membutuhkan.

Platform Tokopedia, OVO, dan Grab bersama-sama turut mendonasikan dana masing-masing sebesar Rp 1 miliar sehingga secara total ketiga platform tersebut menyumbang Rp 3 miliar.

Sebagai catatan, semua donasi yang dikumpulkan oleh platform digital maupun e-Commerce dilakukan dengan menggunakan transaksi elektronik. Hal ini turut membantu program Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang terus digalakkan pemerintah di tengah pandemi Covid-19 yang menekankan physical distancing dan work from home.[]

Redaktur: Arif Rahman