Dituduh Isu Peretasan, Houseparty Bikin Sayembara US$ 1 Juta

Houseparty | Foto: Houseparty

Cyberthreat.id – Houseparty, aplikasi obrolan video grup, menjadi salah satu aplikasi yang banyak diunduh di sejumlah negara di tengah pembatasan sosial (social distancing) selama wabah Covid-19.

Menurut perusahaan riset tren aplikasi, Apptopia, unduhan Houseparty mengalami kenaikan rata-rata, yaitu 130.000 per pekan pada pertengahan Februari menjadi 2 juta per pekan di pertengahan Maret lalu.

Di tengah lonjakan itu, aplikasi yang dikembangkan oleh startup Life on Air Inc dan mulai dirilis pada April 2019 malah diterpa masalah. “Aplikasi tersebut dituding mencuri data aplikasi lain jika diinstal di ponsel pintar yang sama,” tulis Reuters, Selasa (31 Maret 2020).

Ratusan cuitan di Twitter muncul dalam dua hari terakhir yang mengklaim bahwa pengguna mengeluhkan akunnya di Spotify, Snpachat, dan Netflix diretas setelah mereka menginstal Houseparty.

Kicauan itu juga diikuti ajakan untuk menghapus Houseparty, bahkan ada yang menyebut pengembangnya mencegah pengguna menghapus aplikasi dari ponsel.

Perusahaan langsung membantah tuduhan tersebut. "Kami tidak menemukan bukti yang menunjukkan hubungan antara Houseparty dan kompromi dari akun yang tidak terkait lainnya," kata juru bicara Epic Games Nick Chester, seperti dikutip dari BBC.

“Semua akun Houseparty aman. Layanan ini aman, tidak pernah disusupi, dan tidak mengumpulkan kata sandi untuk situs lain,” kata Houseparty dalam sebuah cuitan di akun Twitter-nya.

“Kami menawarkan hadiah US$ 1 juta (Rp 16,5 miliar)  bagi seseorang pertama untuk memberikan bukti kampanye semacam itu kepada bounty@houseparty.com,” perusahaan menambahkan.

Perusahaan menyebut cuitan-cuitan itu bagian dari kampanye kotor berbayar yang menyudutkan Houseparty.

“Investigasi kami menemukan bahwa banyak tweet asli yang menyebarkan klaim ini telah dihapus dan kami melihat akun Twitter yang dihentikan (dinonaktifkan),” kata Nick Chester.

Saat diinstal, Houseparty tidak mengakses aplikasi pihak ketiga seperti Netflix atau Spotify, meski aplikasi meminta akses ke kontak dan koneksi pengguna di Facebook dan Snapchat.

Aplikasi yang diakuisisi Fortnite, pembuat Epic Games, pada Juni 2019 saat ini masuk daftar aplikasi terbanyak diunduh di Google Play Store dan Apple Store.

Tak ada kaitan

Pakar keamanan dunia maya Graham Cluley mengatakan, sejauh ini belum ada perusahaan keamanan siber yang mengonfirmasi ada masalah pada Houseparty.

"Fakta bahwa Anda menginstal Houseparty dan kemudian akun Spotify Anda dilanggar, sama sekali tidak ada kaitannya," kata dia.

Jika akun-akun teresbut diretas, berarti "Peretas menggunakan serangan isian kredensial, menggunakan kata sandi yang diambil dari pelanggaran keamanan sebelumnya, sepanjang waktu dalam upaya membobol akun itu," ia menambahkan.

Aplikasi telekonferensi video memang sedang naik daun di tengah pandemi Covid-19. Ini lantaran banyak orang menjalani pembatasan sosial (sosial distancing) dan bekerja dari rumah (work from home/WFH) untuk menghambat penyebaran virus corona baru.

Selain Houseparty, ada aplikasi Zoom, Microsoft Teams, dan Google Hangout. Apple dan Google tidak segera menanggapi permintaan komentar.[]