Machine Learning Twitter Tindak Tegas Hoaks Covid-19

Ilustrasi

Cyberthreat.id - Twitter memperbarui kebijakan keamanannya dengan menerbitkan larangan tweet atau cuitan terkait penyebaran wabah virus Corona (Covid-19). Twitter mengatakan, selama Covid-19 menjadi permasalahan pandemi global, Twitter akan meningkatkan penggunaan Machine Learning dan otomatisasi untuk mengambil berbagai tindakan pada konten yang berpotensi kasar dan manipulatif seputar Covid-19.

Twitter juga akan memperluas definisi cuitan pengguna terkait konten yang bertentangan dengan informasi dari badan kesehatan masyarakat global (WHO) maupun lokal. Dalam postingan blognya, Twitter menyatakan akan berkolaborasi dengan otoritas kesehatan masyarakat dan pemerintah meninjau konten hoaks dan disinformasi seputar Covid-19.

"Ketika kami menentukan sebuah tweet/cuitan melanggar Aturan Twitter, kami mengharuskan pelanggar untuk menghapusnya sebelum mereka dapat melakukan cuitan lagi," kata seorang pengguna yang mendapat pemberitahuan Twitter melalui email dilansir TechCrunch, Kamis (19 Maret 2020).

Cuitan yang akan dihapus Twitter berdasarkan imbauan dari otoritas kesehatan dunia maupun pemerintah setempat.

Tweet yang dimaksud meliputi:

1. Penolakan atas rekomendasi otoritas kesehatan global atau lokal untuk mengurangi kemungkinan seseorang terpapar Covid-19. Cuitan yang dimaksud bertujuan mempengaruhi orang agar bertindak melawan terhadap pedoman yang diberikan otoritas.

Sebagai contoh, pengguna yang menyebutkan social distancing atau menjaga jarak sosial itu tidak efektif atau secara aktif mendorong orang lain untuk tidak menjauhkan diri secara sosial. Konten seperti ini akan diminta oleh Twitter untuk dihapus.

2. Tweet tentang deskripsi perawatan atau tindakan perlindungan pada konteks virus corona juga akan diminta untuk dihapus secepatnya. Dalam hal ini, tweet yang dimaksud, seperti "virus corona tidak tahan panas. Berjalan di luar rumah sudah cukup untuk membasmi virus itu."

3. Penolakan fakta ilmiah tentang panduan dari otoritas kesehatan global dan lokal, seperti "Covid-19 tidak menginfeksi anak-anak karena kami belum melihat adanya kasus anak-anak sakit". Cuitan seperti ini akan segera dihapus oleh Twitter karena anak-anak juga berpotensi terpapar virus tersebut.

4. Klaim khusus seputar informasi virus corona yang bermaksud memanipulasi seseorang ke dalam perilaku tertentu demi keuntungan pihak ketiga dengan ajakan bertindak sesuai dengan klaim pada cuitan pengguna. Padahal ajakan itu jelas-jelas menyesatkan sehingga dilarang oleh Twitter.

Misalnya cuitan yang menyatakan "berita tentang mencuci tangan adalah propaganda untuk perusahaan sabun, maka berhenti mencuci tangan Anda."

5. Cuitan tidak terverifikasi yang menghasut orang untuk bertindak dan menyebabkan kepanikan, keresahan sosial, atau gangguan berskala besar juga dilarang.

Contohnya tweet yang menyebutkan "pemerintah baru saja mengumumkan bahwa tidak ada lagi pengiriman makanan yang akan tiba selama 2 bulan. Belanja ke toko sekarang dan beli semua kebutuhan anda."

6. Disinformasi yang menyesatkan tentang bagaimana membedakan antara virus Covid-19 dan penyakit berbeda akan dihapus oleh Twitter. Contohnya, "jika Anda batuk basah, itu bukan virus coronavirus, tetapi batuk kering itu adalah virus corona."

7. Pengguna yang mengklaim bahwa kelompok tertentu lebih rentan atau lebih kuat terhadap virus tersebut juga ikut diblokir oleh Twitter. Misalnya cuitan yang menyatakan "orang dengan kulit gelap kebal terhadap Covid-19 karena produksi melanin." []

Redaktur: Arif Rahman