Aktor Cryptojacking Ganggu Kampus Kentucky Inggris
Cyberthreat.id – Peretas (hacker) melanggar sistem informasi University of Kentucky Inggris di Lexington selama hampir sebulan. Serangan siber tersebut berdampak pada sistem pelayanan kesehatan di kampus tersebut, UK HealthCare.
Otoritas kampus terkait, seperti dikutip dari Infosecurity Magazine, Senin (9 Maret 2020), mengatakan, gangguan pada sistem UK HealthCare karena adanya perangkat lunak jahat (malware) penambangan mata uang kripto (cryptocurrency). Aksi yang dikenal dengan cryptojacking ini dilakukan penyerang pada Februari lalu.
“Malware tersebut menyebabkan gangguan dan memicu kegagalan sementara sistem komputer di kampus tersebut,” tulis Infosecurity Magazine.
Gangguan terutama dirasakan di Rumah Sakit Albert B. Chandler Inggris dan Rumah Sakit Good Samaritan di Lexington, Kentucky. Rumah sakit tersebut melayani lebih dari dua juta pasien.
Baca:
- 850 Ribu Komputer di 100 Negara Diserang Cryptojacking
- Wow, Kejahatan Cryptojacking Meningkat di Sektor Pendidikan
Namun, berdasarkan penyelidikan terhadap serangan siber tersebut, pihak kampus mengklaim tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa data pasien atau mahasiswa dikompromikan.
"Berdasarkan konsultasi para ahli dari luar kampus, kami tidak memiliki bukti hingga saat ini bahwa informasi kesehatan pribadi atau data sensitif lainnya, seperti data siswa atau karyawan telah diunduh atau diakses," kata Juru Bicara University of Kentucky Jay Blanton.
Universitas menyatakan, telah menyewa perusahaan forensik komputer independen untuk membantu meningkatkan keamanan siber dan menginstal perangkat lunak keamanan CrowdStrike sebagai langkah pencegahan untuk masa depan. Biaya pemulihan dan peningkatan keamanan tersebut diperkirakan menelan anggaran sekitar US$1,5 juta (Rp 21 milliar).
Pada 8 Maret lalu, tim pemulihan kampus me-reboot selama tiga jam seluruh sistem informasi kampus sebagai upaya menghilangkan ancaman malware yang masih tersisa.[]
Redaktur: Andi Nugroho