Jaga Privasi Pengguna, Peramban Brave Acak Sidik Jari

Brave | Foto: Shutterstock

Cyberthreat.id – Peramban (browser) Brave sedang mengerjakan fitur yang akan mengacak "sidik jari" penggunnya setiap kali mengunjungi situs web guna menjaga privasi.

Keputusan Brave tersebut lantaran pengiklan online dan perusahaan analisis kini telah beralih dari pelacakan pengguna melalui  kuki (cookie) ke sidik jari.

Peralihan ini sejak tahun lalu, sekitar Mei 2019, sejak Google mengumumkan memblokir kuki pelacakan pihak ketiga. Saat ini, sebagian besar perusahaan periklanan dan analitik mengandalkan "sidik jari pengguna" sebagai metode utama untuk melacak pengguna di seluruh web.

Apa itu sidik jari pengguna web?

Sekadar diketahui, sidik jari pengguna adalah kumpulan detail teknis tentang pengguna dan browser yang dipakai. Data ini termasuk spektrum data yang besar, seperti detail platform dan pengukuran API Web.

Detail platform mencakup poin-poin data, seperti detail sistem operasi, jenis dan versi browser, spesifikasi perangkat keras, daftar huruf yang diinstal, detail tentang ukuran dan resolusi, dan sebagainya.

Sementara, pengukuran API Web meliputi hasil skrip yang dijalankan oleh pengiklan atau perusahaan analitik secara diam-diam di browser pengguna. Misalnya, mereka dapat mengukur bagaimana browser membuat berbagai elemen melalui gambar kanvas, melalui WebGL, seberapa cepat browser menghasilkan suara melalui Audio API, dan lain-lain.

Semua operasi API itu diberikan sedikit berbeda untuk setiap pengguna, berdasarkan kemampuan browser dan platform perangkat keras pengguna.

Dengan begitu, "sidik jari pengguna” adalah hasil dari penggabungan detail platform pengguna dan pengukuran API Web. Semakin banyak poin data yang dimiliki pengiklan, semakin akurat sidik jarinya, dan semakin baik mereka melacak pengguna saat bergerak melintasi web.

Selama beberapa tahun terakhir, pembuat browser telah menyadari bahwa akan ada perubahan dalam pelacakan pengguna ke arah sidik jari.

Firefox adalah peramban besar pertama yang mengatasi masalah tersebut dengan menambahkan pengaturan anti-sidik jari ke perambannya. Apple mengikuti beberapa bulan kemudian ketika menerapkan pendekatan yang berbeda pada Safari.

Seperti dikutip dari ZDNet, Senin (9 Maret 2020), pendekatan baru Brave bertujuan untuk membuat setiap browser terlihat benar-benar unik, baik di antara situs web maupun di antara sesi penelusuran.

"Dengan membuat browser Anda secara konstan tampak berbeda saat menjelajah, situs web tidak dapat menautkan perilaku penjelajahan Anda, dan karenanya tidak dapat melacak Anda di web,” ujar Brave.

Fitur tersebut aktif dalam versi Brave Nightly dan dijadwalkan untuk rilis yang lebih luas akhir tahun ini. Rincian teknis tentang cara kerja fitur pengacakan sidik jari tersedia klik di sini.[]