Perusahaan China Bisa Kenali Wajah Seseorang Saat Pakai Masker

Pengecekan suhu tubuh untuk mengantisipasi wabah corona di sebuah lokasi keramaian di China. | Foto: ktpress.rw

Beijing, Cyberthreat.id – Hanwang Technology Ltd, perusahaan asal China, mengembangkan teknologi pengenalan wajah pertama di negara itu yang bisa mengidentifikasi orang-orang ketika mereka mengenakan masker.

Perusahaan berbasis di Beijing—dalam bahasa Inggris dikenal dengan Hanvon itu—mengatakan, dikembangkan oleh 20 staf, alah deteksi itu menggunakan teknologi inti yang dikembangkan selama 10 tahun terakhir. Mereka menggunakan basis data sampel sekitar 6 juta wajah terbuka  tanpa masker. Juga, basis data dengan wajah bermasker, tapi dalam jumlah lebih kecil.

"Jika terhubung ke sensor suhu, alat itu dapat mengukur suhu tubuh sambil mengidentifikasi nama orang tersebut, dan kemudian sistem akan memproses hasilnya," Wakil Presiden Hanwang, Huang Lei mengatakan kepada Reuters, Senin (9 Maret 2020).

Menurut perusahaan, tim tersebut bekerja sejak Januari lalu ketika wabah corona semakin meluas. Sejak adanya wabah tersebut hampir semua orang di China memakai masker di luar ruangan sehingga menyulitkan dalam deteksi pengawasan wajah.

Sebulan sejak pengerjaan tersebut, alat tersebut barulah diluncurkan ke pasar. Mereka memproduksi dua jenis detektor utama. Pertama, disebut dengan pengenalan wajah "saluran tunggal" yang paling baik digunakan, misalnya, di pintu masuk gedung perkantoran.

Kedua, teknologi pengenalan yang lebih kuat, yaitu pengenalan "multi-saluran" yang menggunakan beberapa kamera pengintai. “Ini dapat mengidentifikasi semua orang dalam kerumunan hingga 30 orang ‘dalam satu detik’," kata Huang.

"Saat mengenakan masker, tingkat identifikasi bisa mencapai sekitar 95 persen, sedangkan tanpa masker tingkat keberhasilan sekitar 99,5 persen,” ia menambahkan.

Huang mengatakan, konsumen perusahaannya sebagian besar adalah Kementerian Keamanan Publik yang membawahkan kepolisian.

Dengan menggunakan teknologi Hanwang, kementerian tersebut dapat melakukan kroscek dengan basis data nama dan informasi yang dimiliki sendiri. Kemudian, mereka mengidentifikasi dan melacak orang saat mereka bergerak.

"Alat tersebut dapat mendeteksi tersangka kejahatan, teroris atau membuat laporan atau peringatan," kata Huang. Hanya, kata dia, sistem sedikit kesulitan ketika mengidentifikasi orang-orang dengan masker dan kacamata hitam.

Perusahaan itu memiliki sekitar 200 klien di Beijing, termasuk  kepolisian dan berharap bisa memperluas lagi di 20 provinsi untuk segera menginstalnya.[]