WhatsApp Bakal Menang Lawan NSO Israel?
Cyberthreat.id - WhatsApp sedang bertarung di pengadilan melawan NSO Group, perusahaan pembuat sofware mata-mata asal Israel. Terbaru, NSO Group tak muncul di pengadilan Northern Distric, California, Amerika Serikat.
Dilansir dari Reuters baru-baru ini, WhatsApp mendaftarkan gugatan terhadap NSO pada Oktober 2019. WhatsApp mengklaim menemukan bukti NSO menggunakan perangkat lunak mata-mata (spyware) untuk membobol ratusan smartphone memanfaatkan celah keamanan di aplikasi WhatsApp.
Tidak hadirnya perwakilan NSO di persidangan, membuat peluang WhatsApp untuk memenangkan kasus terbuka lebar. Padahal, sebelumnya NSO menyebut bakal melawan tuduhan itu sekuat tenaga.
Disebutkan, surat gugatan telah berulang kali diupayakan dikirim ke NSO lewat berbagai cara: mengirim email ke eksekutif senior, mengirim salinannya via FedEx kepada dewan NSO, juga menyerahkan salinan secara manual kepada istri pendiri NSO Omri Lavie di rumahnya di New Jersey.
Dalam pernyataannya, WhatsApp mengatakan akan terus mengejar akuntabilitas yang cepat dari pengadilan di AS.
NSO telah merespon balik pernyataan WhatsApp mengatakan gugutan tidak disampaikan dengan caranya yang benar.
"Pemberitahuan default ini tidak akan berlaku," kata manajemen NSO.
Dalam pemberitaan terdahulu pada November 2019, sumber Reuters yang mengetahui detail investigasi internal WhatsApp menyebut korban yang diretas adalah pejabat penting pemerintah dan petinggi militer di 20 negara di 5 benua, termasuk Amerika Serikat. Sedangkan sasaran lain diantaranya: Uni Emirat Arab, Bahrain, Meksiko, hingga Pakistan dan India.
Peretasan iPhone X milik orang terkaya dunia Jeff Bezos -- yang mengakibatkan foto-foto pribadinya dengan seorang wanita tersebar luas -- disebut-sebut juga memanfaatkan teknologi NSO.
Sebelumnya, Bezos menerima pesan video dari akun WhatsApp milik Pangeran Saudi Muhammad bin Salman.
Tak lama setelah file itu mendarat di ponsel Bezos, foto-foto di ponselnya dikloning dan ditransimisi keluar dari ponselnya. Kesimpulan itu diperoleh dari hasil digital forensik. Belakangan, lembaga PBB turun tangan meminta investigasi menyeluruh atas kasus itu.[]