Di Amerika Latin, Kartel Narkoba Berkolaborasi dengan Hacker
Cyberthreat.id - Para kriminal cyber senantiasa berusaha untuk memperluas jaringan dan kegiatan jahatnya. Selama bertahun-tahun, para penjahat di ruang cyber ini telah menghasilkan banyak taktik dan teknik cerdas untuk menginfeksi dan merusak lebih banyak organisasi di seluruh dunia.
Baru-baru ini muncul taktik baru yang digunakan oleh penjahat cyber dengan jalan berkolaborasi serta bermitra bersama jaringan kriminal seperti kartel narkoba. Ini terjadi di Amerika Latin yang dikenal memiliki kartel narkoba terbesar dan paling ganas di dunia.
Kolaborasi penjahat cyber dengan kartel narkoba secara efektif melaksanakan kampanye serangan cyber disamping turut mendukung operasional perdagangan narkoba.
Laporan terbaru dari perusahaan cybersecurity IntSights menyatakan metode kolaborasi dua kartel ini telah diadopsi secara luas di seluruh Amerika Latin. Mereka rutin menyerang lembaga keuangan dan pemerintah serta secara diam-diam memindahkan uang curian antar negara.
Bagaimana dampaknya?
Peneliti IntSights melakukan pembelajaran mendalam ke dalam kampanye serangan cyber yang dilakukan sepanjang 2019 di wilayah Amerika Latin. Fakta yang ditemukan cukup mengejutkan yakni banyak organisasi di Kolombia dan Brasil dihantam dengan pelanggaran finansial yang bersifat 'menghancurkan'.
Dalam beberapa kasus, semakin banyak orang melaporkan kampanye penipuan yang semakin luas ditujukan untuk menyedot dana dari rekening bank mereka.
Kartel baru
Baru-baru ini, otoritas penegak hukum Meksiko menangkap anggota kelompok kejahatan terorganisir seperti "Tim Revolusi Bandidos," yang dipimpin Hector Ortiz Solares - juga dikenal sebagai "El H-1" atau "Bandido Boss" - ditangkap pada tahun 2019.
El H-1 dilaporkan merekrut hacker yang sangat terampil untuk menciptakan malware untuk operasional geng tersebut. Geng kartel Ortiz menggunakan malware yang dirancang untuk mengeksploitasi ATM dan menyerang bank-bank di Amerika Latin.
Berdasarkan laporan media setempat, geng tersebut mencuri jutaan dolar melalui transfer curang yang memengaruhi beberapa lembaga keuangan di Meksiko.
"Perkawinan geng narkoba dan komunitas hacker underground adalah ancaman yang muncul secara signifikan saat kita bergerak menuju tahun 2020. Kedua dunia menggabungkan pengaruh, keterampilan, dan pengalaman mereka untuk mencapai tujuan bersama, terutama dari variasi kejahatan keuangan," tulis laporan IntSights dilansir Cyware Hacker News, Rabu (4 Maret 2020).
Apa yang diincar?
Terlepas dari aktivitas di forum-forum Dark Web, penyerang aktif menggunakan layanan pesan populer seperti WhatsApp, Facebook Messenger, dan Telegram untuk menciptakan skenario serangan cyber terkoordinir.
Serangan terkoordinasi ini mempermudah pekerjaan para penjahat cyber sambil menipu korban agar bersedia mentransfer dana ke rekening mereka.
Teknik carding
Selain meningkatnya serangan phising, penjahat cyber juga memanfaatkan jenis serangan baru yang disebut 'Carding'. Praktek ini melibatkan penggunaan kartu kredit curian untuk melakukan pembelian curang seperti pembayaran tagihan hotel, pemesanan tiket pesawat, dan membeli ondersil mobil mahal.
Para penjahat mengiklankan bahwa mereka akan membayar tagihan untuk pelanggan dengan potongan harga. Namun, begitu uang itu disimpan oleh korban ke dalam rekening para penjahat di sebuah toko serba ada, para penjahat menggunakan kartu curian untuk membayar tagihan mereka sendiri.
Taktik BINero
Metode lain yang banyak dibahas di situs Dark Web berbahasa Spanyol adalah penipuan BINero. Penipuan ini melibatkan penjahat cyber menggunakan nomor identifikasi bank yang tidak terkonfigurasi untuk melakukan pembelian online yang curang melalui situs ritel seperti MercadoLibre, Amazon, B2W Digital, dan Alibaba.