Tekan Phishing, AI Gmail Mendeteksi 300 Miliar Lampiran
Cyberthreat.id - Gmail, layanan email Google, baru-baru ini menyatakan terus mengembangkan teknologi Machine Learning untuk menangani serangan cyber melalui email. Di blog resminya, Google mengatakan layanan Gmail sudah memiliki kemampuan melindungi diri dari upaya Phishing, spam, hingga malware.
"Model pembelajaran mesin kami yang ada sangat efektif bersama memberikan perlindungan ke (layanan) yang lain," tulis Google saat diakses Kamis (27 Februari 2020).
Sejauh ini Machine Learning telah membantu Google memblokir 99,9 persen ancaman siber yang masuk melalui kotak masuk atau inbox Gmail. Untuk tahap lanjut, Google juga menerapkan teknologi Deep Learning yang memberikan perlindungan utamanya yaitu pemindai malware.
Pemindai malware milik Google diklaim telah memproses lebih dari 300 miliar lampiran setiap pekannya guna mendeteksi dan memblokir lampiran berbahaya.
Dari 300 miliar lampiran yang di-scanning, sebanyak 63 persen dari dokumen berbahaya yang diblokir selalu berbeda dari hari ke harinya. Sehingga, dibutuhkan teknologi terbarukan untuk tetap dapat mendeteksi serangan-serangan tersebut.
"Kami baru-baru ini menambahkan generasi baru pemindai dokumen yang mengandalkan Deep Learning untuk meningkatkan kemampuan deteksi," jelas Google.
Generasi terbaru pemindaian malware pada Gmail diluncurkan pada akhir tahun 2019 dan telah meningkatkan cakupan deteksi harian dokumen yang berisi skrip berbahaya sebesar 10 persen.
Kemudian, Google juga mengklaim teknologi Deep Learning miliknya sangat membantu dalam mendeteksi serangan siber yang sifatnya merusak. Dalam kasus ini, pemindai malware dengan teknologi Deep Learning telah meningkatkan deteksi Google hingga 150 persen.
Salah satu fitur dalam teknologi Deep Learning milik Google adalah menggunakan model TensorFlow. TensorFlow merupakan open source untuk aliran data dan pemrograman terdiferensiasi di berbagai sumber.
"Pemindai baru kami menggunakan model deep learning TensorFlow yang berbeda, dilatih dengan Tensor Flow Extended (TFX) dan memberikan analisa khusus untuk setiap jenis file. Analisis dokumen khusus bertanggung jawab untuk menguraikan dokumen, mengidentifikasi pola, serangan umum, mengekstraksi makro dan melakukan ekstraksi fitur."
Data yang dihasilkan dari analisa dokumen nantinya digunakan oleh teknologi Deep Learning pada pemindai malware tersebut sebagai data pembelajaran. Tujuannya untuk dapat mengidentifikasi suatu pola serangan melalui Gmail.
Google menyatakan komitmennya dalam memberantas upaya Phishing atau serangan malware melalui Gmail. Selain itu, pihaknya juga akan terus mengembangkan teknologi terkini guna berada satu langkah di depan para penjahat siber.
"Memperkuat kemampuan deteksi dokumen adalah salah satu fokus area Google, karena dokumen jahat mewakili 58 persen malware yang menargetkan pengguna Gmail. Kami akan terus secara aktif memperluas penggunaan AI untuk melindungi inbox pengguna dan tetap terdepan dalam menghadapi serangan.”[]
Redaktur: Arif Rahman