Adopsi Cloud di Indonesia Makin Marak, Cybersecurity Minim

Ilustrasi

Jakarta, Cyberthreat.id - Adopsi teknologi Cloud yang semakin marak di Indonesia membuat kebutuhan terhadap security menjadi sebuah keharusan. Peluang ini ditangkap oleh perusahaan cybersecurity global Palo Alto Networks dengan memperkenalkan dua produk keamanan siber (cybersecurity) untuk bersaing di Tanah Air. 

Dua produk tersebut adalah Prisma Access dan Cortex XDR 2.0 yang ditawarkan untuk mendukung operasional bisnis dan industri di Indonesia. Prisma Access adalah platform Secure Access Service Edge atau SASE yang sudah sejak lama dikembangkan Palo Alto.

Sedangkan SASE adalah konsep keamanan siber yang dicuatkan oleh Gartner dalam laporan Agustus 2019 bertajuk Future of Networks Security in the Cloud.

Surung Sinamo, Country Manager Palo Alto Networks Indonesia, mengatakan adopsi teknologi cloud oleh perusahaan ataupun enterprise kerap tidak dibarengi oleh keamanan siber yang mumpuni. Prisma Access, kata dia, akan memberikan perlindungan pada akses suatu perangkat ke layanan cloud supaya lebih aman.

"Kita lihat enterprise di Indonesia tren-nya mulai menggunakan cloud. Tetapi, privasi dan keamanan masih dipandang sebagai halangan untuk mengadopsi cloud," kata Surung di Jakarta, Senin (24 Februari 2020).

Menurut Surung, kemampuan SASE berbasis cloud ditujukan agar lebih aman sehingga mampu bersaing dengan produk lainnya. Prisma Access dapat menghadirkan visibilitas ke seluruh data, aset-aset, dan seluruh hal-hal yang berpotensi menimbulkan risiko keamanan pada teknologi cloud.

Palo Alto Networks juga memperkenalkan fitur layanan terbarunya Cortex XDR generasi kedua. Cortex XDR 2.0 adalah aplikasi dengan kapabilitas pendeteksian dan respons terhadap serangan siber (cyber attack) yang dihadirkan melalui pengoperasian data yang terdapat di endpoint (antivirus), network, dan cloud secara terintegrasi.

Director of System Engineering Indonesia, Palo Alto Networks, Yudi Arijanto menyebut Cortex XDR 2.0 sebagai rangkaian penyempurnaan fitur platform Cortex XDR sebelumnya. Cortex XDR 2.0 dapat menghadirkan pencegahan, pendeteksian, investigasi dan respons dalam satu platform.

"Dengan Cortex XDR 2.0 ini, di dalamnya tidak hanya berfungsi sebagai fitur untuk pendeteksian saja, tetapi sudah ada fitur pencegahan," ujar Yudi.

Selain itu, Cortex XDR 2.0 juga dilengkapi fitur pencegahan malware yang diperkuat teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk mampu mendeteksi malware dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

"Ketika seorang pengguna mengklik link jahat dari serangan Phishing, pengguna akan membuka suatu website yang kelihatannya biasa saja. Tetapi, di background-nya dia sudah menjalankan malware secara diam-diam. Nah, ini yang bisa di deteksi oleh Cortex dan kemudian akan diberikan peringatan atau alert oleh Cortex XDR."

Redaktur: Arif Rahman