Wah, Ratusan Ribu Link Grup WhatsApp Muncul di Google

Ilustrasi

Cyberthreat.id - Pernahkah Anda mendapat undangan masuk ke sebuah grup WhatsApp lewat tautan link yang dibagikan teman atau kerabat Anda? Nah, ternyata tautan link undangan itu bisa terbaca dan terindeks oleh mesin pencari Google dan dilihat oleh siapa saja, bahkan jika itu grup tertutup.  

Temuan itu diunggah di Twitter oleh Jordan Wildon, jurnalis dari Deutshe Welle Jerman pada Jumat kemarin, 21 Februari 2020.

"Grup WhatsApp Anda mungkin tidak seaman yang Anda kira," tulis Jordan.

Temuan Jordan diperkuat oleh pengamat media sosial Jane Wong. Menurutnya, Google memiliki 470 ribu hasil pencarian dengan menggunakan kata kunci "site:chat.whatsapp.com"

Seorang pengguna Twitter lain dengan akun @hacrzvijay mengatakan telah melaporkan hal itu kepada Facebook yang merupakan induk WhatsApp. Namun, balasan dari Facebook menyebutkan mereka tidak dapat mengontrol mesin pencari seperti Google dan lainnya.

Vice.com menindaklanjuti dengan itu dengan mencoba mengakses link untuk bergabung ke ke salah satu grup WhatsApp yang didapat dari indeks pencarian Google. Pada bagian deskripsi, grup itu menyebut berisi NGO yang diakreditasi lembaga PBB. Setelah bergabung ke grup itu, wartawan Vice.com dapat melihat semua nomor kontak anggota grup yang berisi 48 peserta.

Google belum berkomentar soal itu. Namun, Danny Sullivan dari bagian pencarian publik Google dalam kicauan di Twitter mengatakan,"mesin pencari seperti Google mengindeks halaman dari sumber web terbuka. Itulah yang terjadi di sini. Tidak ada bedanya dengan kasus apa pun di mana situs mengizinkan URL untuk muncul di pencarian secara publik."

Meski begitu, Danny menyertakan tautan ke Pusat Bantuan Google untuk memblokir konten agar dikeluarkan dari hasil pencarian.

Seorang juru bicara WhatsApp yang dikonfirmasi Vice.com mengatakan,"Admin grup di WhatsApp dapat mengundang pengguna WhatsApp lain untuk bergabung dengan grup itu dengan cara membagikan tautan yang telah dibuat. Seperti semua konten yang dibagikan di saluran publik yang dapat ditelusuri lewat mesin pencari, mengundang dengan tautan yang diposting secara publik di internet dapat ditemukan oleh pengguna WhatsApp lainnya. Tautan yang ingin dibagikan secara pribadi dengan orang yanng mereka kenal da percayai, seharusnya tidak di-posting di situs web yang dapat diakses publik."

WhatsApp dalam beberapa bulan terakhir mengalami tekanan terkait keamanan, termasuk dalam kasus tuduhan peretas oleh Arab Saudi ke telepon CEO Amazon Jeff Bezos pada tahun 2018 dilaporkan dilakukan melalui pesan WhatsApp yang terinfeksi malware. Mei lalu, kerentanan yang ditemukan dalam aplikasi sedang digunakan untuk menyuntikkan spyware pada ponsel Android dan iOS melalui panggilan telepon.[]