Direktorat Jenderal Bea Cukai Adopsi Teknologi Blockchain

Tan Wijaya, Presiden Direktur, IBM Indonesia ( kiri) dan Agus Sudarmadi, Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, kementerian Keuangan ( kanan) | Foto : Dok. IBM Indonesia

Jakarta, Cyberthreat.id- IBM Indonesia bersama A.P. Moller – Maersk dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia, Kementerian Keuangan, mengumumkan kerjasama piloting penggunaan platform TradeLens, sebuah platform digital berbasis teknologi blockchain di Indonesia setelah beberapa bulan masa implementasi pertamanya diumumkan pada akhir tahun lalu.

Dengan demikian, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia menjadi lembaga pemerintah ketiga di Asia Tenggara yang menggunakan platform digital berbasis teknologi blokchain.

TradeLens adalah platform digital perdagangan global yang bisa melacak dan membagikan informasi posisi kontainer secara lebih efisien dan akurat bagi pengguna platform. Platform TradeLens, yang dikembangkan bersama oleh A.P. Moller – Maersk dan IBM, memungkinkan transformasi digital dari proses pengiriman yang berbasis kertas untuk menghasilkan data end-to-end secara instan sekaligus bersifat permanen atau tidak dapat diubah.

Agus Sudarmadi, Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai mengatakan, TradeLens akan melengkapi layanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia dengan alat pelacak otomatis dan permanen.

Digitalisasi proses pengiriman yang sebelumnya berbasis kertas yang diselenggarakan TradeLens ini akan menjadikan alur kerja atau workflow menjadi lebih terjaga keamanannya, transparan, efisien, dan sederhana. Selain itu, TradeLens juga memungkinkan pembagian informasi mendekati real-time dari berbagai jaringan milik anggota ekosistemnya.

“Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menggunakan solusi blockchain ini untuk menyederhanakan proses perdagangan, membuat proses dokumentasi menjadi lebih otomatis, dan meningkatkan kerjasama serta komunikasi antar pihak,” kata Agus dalam keterangan persnya, Selasa, (18 Februari 2020).

Menurut Agus, saat ini, pihaknya berupaya memperluas Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem) agar sektor permintaan dan penawaran dari industri logistik bisa berinteraksi dan berkolaborasi secara efektif.

Dengan menggunakan sistem yang disebut CEISA 4.0 (Sistem Informasi Cukai dan Otomasi), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia juga akan memperluas NLE dengan mempertemukan importir dan eksportir agar bisa berkolaborasi dan berbagi informasi dengan penyedia logistik.

“Dengan konsep Collaboration Application Programing Interface [API], semua kegiatan logistik termasuk pengiriman barang menggunakan angkutan truk, pergudangan, dan pengiriman barang melalui laut baik skala kecil maupun besar di tingkat domestik dan global, serta pembagian informasi, bisa dilakukan sekaligus melalui satu platform  IBM TradeLens,” jelas Agus.

Agus menambhakan, pihak yang berwenang akan menerima data pengiriman sesaat sesudah kontainer meninggalkan pelabuhan keberangkatan. Hal ini akan memberikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lebih banyak waktu untuk mempersiapkan penerimaan pengiriman barang.

“Sehingga, pemeriksaan bea cukai untuk mencegah penipuan dan pemalsuan menjadi lebih efisien serta menyeluruh. Selain itu, proses pencatatan penerimaan cukai menjadi lebih konsisten dan transparan,” ungkap Agus.

Tan Wijaya, Presiden Direktur IBM Indonesia menuturkan, kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing di sektor logistik, baik di tingkat domestik maupun internasional.

“Kami percaya bahwa TradeLens dan penerapan teknologi blockchain dalam berbagai bentuk akan menguntungkan semua pemangku kepentingan di seluruh ekosistem logistik dan mendorong modernisasi perdagangan secara menyeluruh di berbagai tingkatan,” tutur Wijaya.

Wijaya juga berharap industri lain akan segera menyadari pentingnya adopsi teknologi blockchain yang bisa membantu pelaku bisnis dalam mendefinisikan kembali keterkaitan mereka di pasar melalui peningkatan kepercayaan, transparansi, dan kolaborasi baru.[]