SilentCards, Kelompok Hacker 'Kuda Hitam' Asal Kenya
Cyberthreat.id - SilentCards, Kelompok hacker asal Kenya, mendapatkan ketenaran di kalangan internasional. Perusahaan cybersecurity Group-IB dalam laporan tahunannya mengidentifikasi SilentCards sebagai salah satu pemain terkemuka dalam lansekap kejahatan cyber global.
SilentCards berbasis di Nairobi, ibu kota Kenya, kerap dituduh terlibat dalam pencurian jutaan shilling (mata uang Kenya) di sektor jasa keuangan. Kelompok ini dikenal menargetkan bank dan ATM di Kenya.
Laporan tahunan Group IB menyebut lima kelompok hacker yang secara internasional dan lokal menjadi ancaman besar bagi sektor keuangan. Kelima kelompok itu adalah Cobalt, Silence, MoneyTaker dari Rusia, Lazarus dari Korea Utara, dan SilentCards dari Kenya.
"Saat ini, hanya lima kelompok itu yang menjadi ancaman nyata bagi sektor keuangan," tulis laporan Group-IB dalam presentasinya pada konferensi The CyberCrimeCon International Threat Hunting and Intelligence di Singapura akhir November 2019.
Group IB menyebut SilentCards berbeda dari kelompok hacker lain. Mereka memiliki kemampuan teknis yang rendah, tetapi metode yang digunakan sangat efektif. SilentCards diketahui telah melakukan perampokan banyak bank di Kenya selama 3 tahun terakhir, dan menempatkan Kenya sebagai pusat kejahatan siber.
"SilentCards adalah kelompok baru yang melakukan serangan yang menargetkan bank-bank di Afrika. Meskipun keterampilan teknis mereka buruk dibandingkan dengan kelompok lain, tetapi mereka berhasil mencuri uang di wilayahnya."
Januari 2019, Direktorat Penyelidikan Kriminal (DCI) menerbitkan daftar 130 orang yang dicari sehubungan dengan berbagai kejahatan siber yang di dalamnya terdapat beberapa anggota dari kelompok SilentCards.
Laporan investigasi The Standard menyebut SilentCards sebagai salah satu kelompok yang paling sukses dari beberapa kelompok hacker yang ada di Nairobi. Kelompok itu disebut beroperasi dari bangunan di sepanjang jalan raya Thika Superhigh seperti Ruiru, Kasarani dan Roysambu, semua ada di Nairobi.
Kelompok hacker ini dilaporkan menargetkan lulusan muda di bidang IT untuk perekrutan sekaligus menjanjikan mereka dengan kekayaan yang tak terhitung. SilentCards juga memberikan 100 ribu Shilling Kenya (Ksh) kepada anggota barunya.
Meski demikian, SilentCards juga sempat diterpa perpecahan akibat persaingan internal dan keserakahan yang menyebabkan lahirnya beberapa kelompok hacker. Kelompok baru itu sebelumnya merupakan anggota SilentCards dan memilih untuk memisahkan diri.[]
Redaktur: Arif Rahman