Jaringan 3 Indonesia Jangkau 200 Juta Masyarakat Indonesia
Jakarta,Cyberthreat.id- Operator telekomunikasi, 3 Indonesia, mengungkapkan, saat ini jaringan 4G yang dikembangkan di Indonesia telah menjangkau sebanyak 200 juta penduduk Indonesia. Jangkauan tersebut meliputi 300 kabupaten, 3.000 kecamatan, dan 33.000 desa di seluruh Indonesia.
Wakil Presiden Direktur 3 Indonesia, M. Danny Buldansyah mengatakan, jaringan terbaru 3 Indonesia telah menggunakan teknologi 4,5G Pro terkini yaitu Massive MIMO 32T32R, yang berdasarkan hasil percobaannya mampu menghasilkan koneksi internet hingga 8 kali lipat lebih cepat dibandingkan saat jaringan 4G pertama diperkenalkan pada tahun 2016.
“Upaya kami yang terus berlanjut didorong oleh satu misi, yaitu untuk turut berkontribusi bagi kemajuan Indonesia dengan cara membantu menyamaratakan akses internet bagi anak muda Indonesia,” kata Danny di Jakarta, Rabu, (12 Januari 2020).
Menurut Danny, hingga saat ini, 3 Indonesia sudah memiliki 27 ribu Base Tranceiver Station (BTS). Bahkan, pada tahun lalu 3 Indonesia berhasil membangun 9 ribu BTS yang tersebar di berbagai wilayah. Selain itu, dari sisi jumlah pelanggan, 3 Indonesia memiliki 41 juta pelanggan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 32 juta adalah pelanggan aktiv.
“Jumlah pelanggan, totalnya 41 juta. Yang aktif itu sekitar 32 juta. Tahun ini kita akan menambah double digit growth-nya,” ujar Danny.
Danny menuturkan, dari jumlah BTS yang ada, pihaknya terus melakukan fiberisasi dalam rangka persiapakan untuk mengimplementasikan teknologi 5G. Sehingga, pada saat diumumkan penerapakan teknologi 5G oleh pemerintah, pihaknya sudah siap untuk diimplementasikan.
“Kami terus melakukan fiberisasi di site-site yang memiliki jumlah pelanggan banyak dan juga memiliki tren peningkatan trafik. Sehingga, masyarakat bisa menikmati akes internet dengan kecepatan yang maksimal. Selain itu, fiberisasi juga dilakukan dalam rangka persiapan untuk teknologi 5G. Intinya ekosistem 3 Indonesia sudah ready untuk teknologi 5G,” jelas Danny.
Namun, Danny belum bisa memastikan jumlah total BTS yang sudah menggunakan teknologi fiberisasi. Karena, dalam sekali melakukan fiberisasi bisa mencakup 5-10 BTS.
“Begitu penggunanya banyak dan trennya naik terus kita lakukan fiberisasi, mulai dari 5%, 10%, 15%, semuanya sudah kita mapping. Yang mana, yang ternyata sudah butuh fiberisasi, semuanya sudah kita fiberisasi. Wilayahnya menyebar seluruh Indonesia. Jadi satu fiberisasi itu bisa mencakup 5-10 BTS. Sehingga kita susah menghitung persentase fiberisasi. Intinya di wilayah yang trafiknya tinggi, kita lakukan fiberisasi,” tutur Danny.
Sementara, Chief Technical Officer 3 Indonesia Desmond Cheung mengungkapkan, berdasarkan pengujian internal, sejumlah laporan independen, dan masukan dari mitra industri, jaringan 3 menunjukkan kinerja yang kompetitif dan di atas rata-rata industri dalam hal latency, kecepatan mengunggah, pengalaman menggunakan aplikasi suara dan video, serta ketersediaan jaringan 4G.
“Jaringan terbaru kami tidak hanya lebih cepat dan lebih luas tetapi juga lebih andal. Jaringan 3 kini memiliki kecepatan hingga 8 kali lebih cepat dan mampu menjangkau 200 juta pengguna,” ungkap Desmond.
Desmond menambhakan, dari sisi teknologi, pihaknya juga telah memasang sumber daya listrik cadangan (back-up power supply) di semua BTS dan memasang teknologi pemindahan jalur yang disebut ASON pada jaringan fiber yang terus bertumbuh.
“Ini artinya, jaringan 3 Indonesia dapat beroperasi lebih lama pada saat bencana alam atau situasi darurat lainnya seperti mati listrik atau gempa bumi,” tutur Desmond.
Desmond juga mengungkapkan, di Indonesia 3 Indonesia menempati dua spektrum frekuensi, yaitu pada band frekuensi 1800 Mhz dan 2100 Mhz, yang dikategorikan sebagai neutral technology. “Sehingga mampu mengimplementasikan teknologi LTE Advance terbaru dengan Carrier Agregation (CA),” kata Desmond.[]