Admin Dark Web AlphaBay Terancam 20 Tahun Penjara
Cyberthreat.id - Meskipun telah ditutup oleh aparat berwenang dan pendirinya ditemukan bunuh diri di penjara, cerita tentang situs pasar gelap Alphabay belum usai. Kini, giliran seorang admin web itu terancam hukuman 20 tahun penjara.
Dilansir dari Bleepingcomputer.com, Senin (3 Februari 2020), admin AlphaBay bernama Bryan Connor Herrell, berusia 25 tahun, yang sedang menjalani rangkaian persidangan di Amerika Serikat mengaku bersalah. Pria asal Colorado itu dikenal dengan nama samaran "Penissmith" dan "Botah."
"Dia dituduh melayani pelaku penipuan dengan menyediakan layanan untuk menipu penggguna AlphaBay," tulis Departemen Kehakiman Amerika Serikat dala siaran pers baru-baru ini.
Bryan Connor Herrell | Sumber: darknetive.com
Hakim dijadwalkan akan menjatuhkan vonis pada 18 Mei mendatang, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
"Di Alphabay, vendor, dan pembeli terlibat dalam ratusan ribu transaksi ilegal untuk senjata ilegal, obat-obatan terlarang, informasi identitas yang dicuri, nomor kartu kredit, dan barang ilegal lainnya," kata Departemen Kehakiman seperti dikutip infosecurity-magazine.com.
Sebelum dibekukan operasionalnya pada Juli 2017, Direktur FBI saat itu McCabe mengatakan transaksi di AlphaBay mencapai 200 ribu pembeli dan sekitar 40 ribu vendor. Angka itu sepuluh kali lebih besar dari Silk Road, situs pasar gelap online terbesar sebelumya yang ditutup pada 2013.
Mulai beroperasi pada 2014, Alphabay segera menggantikan dark web sebelumnya, Silk Road. Alphabay menjadi incaran penegak hukum lantaran menjual barang barang-barang seperti obat-obatan terlarang, senjata ilegal, data pribadi orang-orang yang dicuri, serta barang ilegal lainnya.
Situs ini mendapat sorotan karena banyak vendor yang menjual opioid sintetis, seperti fentanyl, yang memainkan peran sentral dalam epidemi overdosis nasional. Pihak kepolisian AS menyatakan, ada 122 vendor yang menawarkan fentanyl di situs tersebut.
Pada Agustus 2016, Drug Enforcement Administration (lembaga pengawas obat-obatan terlarang di Amerika Serikat) menyebutkan,"AlphaBay dirancang untuk memfasilitasi penjualan narkotika ilegal, peralatan obat-obatan terlarang, senjata api, dan barang serta layanan yang terkait dengan kriminalitas dan penipuan."
Transaksi per harinya cukup mencengangkan: mulai dari US$600 ribu hingga US$800 ribu atau sekitar Rp10 miliar per hari.
Hari naas tiba pada 12 Juli 2017. Saat itu, pendiri AlphaBay, Alexander Cazes ditangkap di tempat yang terpisah ribuan kilometer dari Amerika Serikat, tepatnya di Bangkok, Thailand.
Alexander Cazes ditemukan tewas di penjara polisi di Bangkok. Polisi menyebutnya bunuh diri | Sumber: Riset
Penangkapan pria berusia 26 tahun itu melibatkan kepolisian dari Amerika Serikat, Kanada, dan Thailand. Saat penangkapan itu, Cazes yang warga Kanada telah delapan tahun menetap di Thailand.
Bangkok Post melaporkan, saat menangkap Cazes, polisi juga menyita empat mobil Lamborghini dan tiga rumah mewah. Jika ditotal, nilainya sebesar US$11,8 juta atau sekitar Rp157 miliar dengan kurs saat itu. Untuk menghindari pelacakan, metode pembayarannya menggunakan Bitcoin, uang digital yang bisa ditransfer peer-to-peer, tanpa melibatkan jasa perbankan.
Casez diduga meraup keuntungan sebesar US$ 500 ribu per harinya dari aktivitas memfasilitasi pembeli dan vendor penjual barang terlarang di AlphaBay.
Setelah ditangkap di Bangkok, Cazes sejatinya hendak diekstradisi ke Amerika. Namun, enam hari di tahanan, dia ditemukan meninggal dunia. Dikutip dari Washingtonpost.com, Polisi mengatakan Cazes gantung diri menggunakan handuk di kamar mandi penjara.
Bersamaan dengan kematian Chazes, riwayat AlphaBay pun tamat.[]
Editor: Yuswardi A. Suud